KOMPAS.com – Vaksin bagi anak adalah salah satu kemajuan terbesar dalam dunia kesehatan dan pembangunan global. Inovasi ini dapat mengurangi risiko anak terkena berbagai penyakit berbahaya yang menyebabkan kematian.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pemberian vaksin bagi anak hingga orang dewasa terbukti bisa mengurangi beban masyarakat akibat infeksi penyakit menular.
Selain itu, vaksin juga dapat mendukung pencapaian tumbuh kembang optimal anak.
Pesatnya perkembangan teknologi tentunya sangat membantu orangtua mengakses informasi mengenai vaksin bagi anak. Akan tetapi, para orangtua perlu berhati-hati dengan banyaknya misinformasi yang beredar di media sosial (medsos) maupun internet.
Salah satu disinformasi yang kerap muncul adalah tentang imunisasi anak-anak sejak dini.
Berangkat dari hal itu, Tanoto Foundation bersama United Nations Children Fund (UNICEF) East Asia and Pacific berbagi informasi mengenai pentingnya vaksin bagi anak-anak melalui live chat di Facebook UNICEF Regional Asia Timur dan Pacific, Kamis (28/4/2022).
Acara ini diselenggarakan sekaligus untuk memperingati Hari Imunisasi Sedunia 2022.
Baca juga: Tanoto Student Research Award 2022 Resmi Dibuka dengan Konsep Baru
Spesialis Imunisasi UNICEF Regional, Khin Devi Aung mengatakan, selama kurun waktu lima tahun terakhir, pencapaian imunisasi anak terbilang cukup tinggi.
Namun, dalam kurun waktu 2020-2021, terdapat 2,4 juta dari 27,4 juta bayi di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang melewatkan tiga dosis vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DTP) yang direkomendasikan. Hal ini terjadi karena adanya pandemi Covid-19 dan situasi dunia yang tidak menentu.
“Tahun 2020 hingga 2021 dunia sedang tidak aman. Anak-anak tidak mendapatkan imunisasi rutin. Apalagi mereka yang berada di daerah konflik seperti Suriah. Mereka butuh vaksin, tetapi tidak bisa mendapatkannya,” tutur Khin Devi dalam live chat, Kamis (28/4/2022).
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia pada 2021 menyebutkan, tingkat vaksinasi anak menurun menjadi 79,6 persen dibandingkan pada 2020 sebesar 84,2 persen.
Khin Devi melanjutkan, pihaknya bersama dengan semua pemerintah berusaha memastikan anak-anak yang melewatkan vaksin dengan berbagai alasan agar dapat segera mendapatkan haknya kembali.
Baca juga: Punya Ide Bisnis dan Ingin Bangun Startup? Ikuti Program Tanoto Foundation Ini
“Indonesia akan memulai kampanye pada Mei 2022 mengenai pentingnya anak-anak mendapatkan vaksin. Tentunya orangtua dan pemerintah tidak ingin anak-anak mengalami sakit berbahaya akibat tidak mendapatkan vaksin," kata Khin Devi.
"Jadi, silahkan untuk pergi ke pusat kesehatan terdekat dan memulai untuk mendapatkan vaksin bagi anak,” tambah Khin Devi..
Sementara itu, Supervisor Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Tonga, Sister Afu Tei mengatakan, dia selalu menegaskan pentingnya vaksin bagi anak-anak selama bekerja di dunia kesehatan.