Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waketum Sebut PPP Tak Akan Pecat Loyalis Suharso

Kompas.com - 13/09/2022, 17:25 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, kader dan pengurus partai yang loyal kepada mantan Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa tidak akan dipecat.

Arsul mengatakan, pihaknya akan bertanya kepada para loyalis Suharso tentang apa yang ingin mereka lakukan ketika dipimpin Pelaksana Tugas Ketua Umum Muhammad Mardiono.

"Kalau alasan pribadi 'Nanti saya enggak bisa lagi duduk di PPP kalau katakanlah dipimpin Pak Mardiono', ya kita hormati. 'Sekarang sampeyan apa, misalnya apa pingin mengundurkan diri atau apa' kita harus menghormati itu," kata Arsul dalam wawancara khusus di program Gaspol! Kompas.com, Selasa (13/9/2022).

"Tapi kami tidak akan melakukan katakanlah pemberhentian atau pemecatan. Jadi kita akan tanya, kita akan tanya, karena memang orang tidak bisa dipaksa," ujar Arsul.

Baca juga: Bantah Keterlibatan Istana, Waketum PPP: Kalau Ada Campur Tangan, Pilihan Pak Jokowi Itu Saya, Bukan Mardiono

Arsul mengatakan, pendekatan itu diambil karena PPP ingin menjaga soliditas partai setelah pergantian pucuk pimpinan dari Suharso ke Mardiono.

Ia pun mengeklaim perselisihan yang terjadi di PPP ini tidak seburuk konflik sebelumnya saat pengurus PPP di tingkat daerah terbelah ke kubu Suryadharma Ali, Djan Faridz, dan Romahurmuziy.

Menurut Arsul, saat ini pengurus PPP di tingkat pusat hingga daerah kompak mendukung Mardiono sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum sebagaimana telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

"Tapi bahwa dari 46 pengurus harian ada yang karena kedekatan pribadi kemudian lebih tetap dengan Pak Suharso, sebut saja loyalisnya Pak Suharso, itu memang tidak bisa kami pungkiri," kata dia.

Baca juga: Kader PPP Pendukung Suharso Dicopot dari Wakil Ketua Komisi V DPR

Namun, Arsul menegaskan, pihaknya akan tetap merangkul para loyalis Suharso dengan berbicara dari hati ke hati.

"Tidak boleh kemudian kami semua (bilang) 'Kalau lo enggak loyal, lo keluar, lu gue pecat', enggak, bukan begitu pendekatannya, kita pendekatannya akan bicara dengan hati," kata Arsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com