JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Irfan Yusuf Hasyim membenarkan adanya desakan agar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga kader Partai Gerindra Sandiaga Uno mundur dari partai tersebut.
Hal itu berkaitan dengan manuver politik yang dilakukan Sandiaga akhir-akhir ini.
"Ada seperti itu (desakan agar mundur), satu-dua. Tapi itu keputusan partai nanti," ujar Irfan di Kantor DPP Gerindra, Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (10/9/2022).
Baca juga: Soal Sandiaga Uno Mau Jadi Capres, Dasco: Bukan Gerindra yang Harus Memilih
Meski begitu, saat disinggung soal Sandiaga Uno yang dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Irfan mengaku belum ada pembicaraan di internal Gerindra.
Oleh karenanya, Gerindra masih akan menunggu terlebih dulu soal kejelasan dari pencalonan itu.
"Kebetulan belum. Saya juga banyak di Jawa Timur. Kemudian kemarin Pekanbaru, ke Jakarta kemarin juga belum ketemu temen-temen dan temen-temen juga belum pernah cerita soal ini," kata Irfan.
"Kita tunggu (sebelum ada tindakan tegas). Kita ingin melihat kejelasannya. Teman-teman yang akan memutuskan," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, Sandiaga menyatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menugaskan dirinya untuk fokus bekerja sebagai menteri.
Baca juga: Gerindra Sebut Sandiaga Uno Belum Komunikasi dengan Prabowo soal Keinginannya Nyapres
Hal ini ia sampaikan saat merespons sikap sejumlah elite Gerindra yang menilai ia semestinya mundur dari partai setelah manuver politiknya belakangan ini.
"Sebagai kader Gerindra tentunya saya sangat menghormati dan mengikuti arahan dari Ketua Umum Bapak Jenderal Prabowo dan beliau menugaskan saya untuk fokus dalam tugas di kementerian," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Sandiaga mengatakan, sebagai kader Gerindra, ia pun kerap berdiskusi dengan Prabowo meski tidak selalu membicarakan masalah politik.
Baca juga: Wanti-wanti Sandiaga Soal Capres, Gerindra: Ingat Ada Konsekuensi
"Kita tidak berbicara spesifik mengenai masalah politik tapi bagaimana membangun bangsa bersama," kata dia.
Menurut Sandiaga, dinamika politik yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir mesti dibawa dalam bingkai persahabatan dan kebersamaan agar kontestasi Pemilu 2024 mendatang berjalan sejuk dan teduh.
Wakil ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini pun irit bicara saat dimintai tanggapan mengenai namanya yang masuk bursa calon presiden dari Partai Persatuan Pembangunan.
"Tentunya itu adalah ranahnya dan hak dari partai politik, saya menjalankan tugas sesuai fungsi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan tentunya menghormati dinamika dan tentunya aspirasi dari teman-teman," ujar Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Uno Siap Jadi Capres 2024, tapi...
Sandiaga pun mengaku ia kini 100 persen bekerja di bawah arahan Presiden Joko Widodo untuk membangkitkan ekonomi sambil mendengar aspirasi masyarakat mengenai tingginya harga bahan pokok.
Sandiaga sebelumnya pernah mengaku siap untuk maju sebagai calon presiden bila didukung oleh partai politik.
Pernyataan Sandiaga ini pun mendapat sindiran keras dari Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menegaskan bahwa Gerindra telah bulat mendukung Prabowo sebagai capres.
"Jika ada kader Gerindra yang tidak ingin ikut rombongan kereta. Saya minta untuk turun sebelum kereta ini jalan,” ujar Muzani dalam keterangannya, Kamis (1/9/2022).
Baca juga: Soal Maju Pilpres, Sandiaga Uno: Mau Jadi Ketua RT, Kepala Desa, Harus Siap
Ia menyebutkan, pencapaian Partai Gerindra saat ini sebagai partai politik (parpol) terbesar kedua merupakan berkat kerja keras ketua umumnya, Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, ia menegaskan, seluruh kader Partai Gerindra satu suara mendukung Prabowo sebagai capres dalam kontestasi elektoral 2024.
Tanpa menyebut nama, Muzani juga menyindir kadernya yang tak berkontribusi tapi ingin maju sebagai calon presiden.
“Kalau ada orang yang mau jadi presiden, tidak pernah membesarkan partai, enggak pernah mendatangi kantor partai, tidak pernah pasang bendera spanduk, tiba-tiba nongol mau jadi presiden ketemu pasal berapa?” ujar Muzani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.