Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Mata Pelajaran di Jalur SBMPTN Dihapus, Apa Gantinya?

Kompas.com - 07/09/2022, 18:33 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tes mata pelajaran dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur SBMPTN dihapus.

Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim pada Rabu (7/9/2022).

"Seleksi nasional berdasarkan tes sekarang tidak ada lagi tes mata pelajaran. Sekali lagi, tidak ada lagi tes yang spesifik ke setiap mata pelajaran," kata Nadiem dalam program Merdeka Belajar episode 22 yang ditayangkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu.

Baca juga: Nadiem: RUU Sisdiknas Kebijakan Paling Positif terhadap Kesejahteraan Guru

Dengan dihapusnya tes mata pelajaran di SBMPTN, lantas, apa yang akan diujikan dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur tersebut?

Tes skolastik

Nadiem menjelaskan, dengan dihapusnya tes mata pelajaran di SBMPTN, proses seleksi masuk perguruan tinggi jalur tersebut akan diganti dengan tes skolastik.

Menurutnya, tes skolastik mampu mengukur kemampuan bernalar siswa, kemampuan potensi kognitif, logika, penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia dan literasi dalam Bahasa Inggris.

"Jadi kami harap ini akan menjadi kabar yang sangat gembira bagi para calon-calon pengambil seleksi nasional berdasarkan tes," ujar Nadiem.

Baca juga: Nadiem Tampung Usulan Penghapusan Jalur Mandiri Penerimaan Mahasiswa Baru

Nadiem menerangkan, tes skolastik tidak berhubungan dengan penghafalan materi sebagaimana tes mata pelajaran.

Tes skolastik berhubungan dengan kemampuan bernalar, pemecahan masalah atau problem solving, dan potensi kognitif siswa.

Soal-soal yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam tes skolastik pun bukan terkait teknik gramatikal, melainkan kemampuan memahami logika teks.

Nadiem yakin, peserta seleksi perguruan tinggi nantinya tidak akan terkejut dengan jenis pertanyaan dalam tes skolastik lantaran soal-soal tes tersebut mirip dengan asesmen nasional yang sudah dijalani para siswa.

"Jadi semua pertanyaannya adalah mengenai mengerti logika dan bisa menganalisa suatu problem yang kontekstual," terang dia.

Alasan dihapus

Keputusan Nadiem menghapus tes mata pelajaran di jalur SBMPTN bukan tanpa alasan. Dia mengungkapkan, tes SBMPTN umumnya mengujikan banyak sekali materi dari berbagai mata pelajaran.

Oleh karenanya, siswa mau tak mau menghafal banyak sekali informasi untuk menguasai materi tes.

Di saat bersamaan, para guru terus menjejali siswa dengan materi-materi dan latihan soal tes masuk perguruan tinggi.

Baca juga: Nadiem Investigasi Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN Se-Indonesia Buntut Kasus di Unila

Belum lagi, di luar jam sekolah siswa banyak yang mengikuti bimbingan belajar masuk perguruan tinggi.

Selain memberi tekanan ke para siswa, bimbingan belajar juga membebani orangtua secara finansial.

"Ini dampaknya apa, kualitas pembelajaran yang mendalam itu turun di dalam sekolah-sekolah kita," kata Nadiem.

Nadiem mengatakan, seleksi masuk perguruan tinggi harusnya tidak menurunkan kualitas pembelajaran.

Seleksi masuk PTN juga harus lebih inklusif dan adil, serta tidak diskriminatif pada peserta didik dari keluarga yang kurang mampu.

Oleh karenanya, keputusan menghapus tes mata pelajaran pada jalur SBMPTN dinilai menjadi solusi paling tepat.

Peserta didik diharapkan tidak lagi bergantung pada bimbel, orangtua pun diharapkan tak terbebani secara finansial.

Sementara, para guru bisa lebih fokus ke pembelajaran yang berotientasi pada penalaran mendalam, bukan memaksa siswa untuk menghafal.

"Kerja sama antara peserta didik dan guru melalui pengasahan logika dan daya nalar ini akan meningkatkan kesuksesan peserta didik, bukan drilling menghafalkan soal-soal," kata Nadiem.

"Dengan demikian skema seleksi ini akan jauh lebih adil dan memberikan kesempatan sukses kepada semua yang mengambil jalur seleksi nasional berdasarkan tes," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com