JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, perang antara Rusia dan Ukraina masih akan berlangsung lama.
Hal itu disimpulkannya setelah menghadapi situasi sulitnya mengajak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin berdialog bersama.
"Dari ketemu dua presiden itu saya simpulkan keadaan ini akan berjalan masih lama lagi. Jngan berharap perang (Rusia-Ukraina) besok atau bulan depan selesai," ujar Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang disiarkan secara daring pada Rabu (7/9/2022).
"Sangat tidak mudah, kita mendorong agar terjadi dialog saja, menyiapkan ruang dialog saja sangat-sangat sulit sekali," tutur dia.
Baca juga: Cerita Jokowi Sempat Semedi Saat Menteri dan Publik Minta Lockdown karena Covid-19
Oleh karena itu, Jokowi akhirnya membelokkan perbincangan dengan kedua kepala negara itu ke topik krisis pangan.
Dari situ, akhirnya ada titik temu antara Putin dan Zelenskyy.
"Putin menyampaikan, karena Zelenskyy menyampaikan kebutuhan ekspor stok kira-kira 22 juta ton gandum dan panen baru 55 juta ton gandum harus keluar Ukraina tapi tidak bisa keluar karena masalah jaminan keamanan Rusia," ujar Jokowi.
"Dan itu yang saya sampaikan ke Presiden Putin. Dan saya jamin enggak masalah. Saya sampaikan ke media boleh? Silakan," kata dia menirukan ucapan Presiden Putin.
Setelahnya, sekitar dua hingga tiga hari kemudian ada kapal yang keluar dari Odessa (Ukraina) ke Istambul (Turki).
Baca juga: Jokowi: Hitung-hitungan Menteri, Inflasi Kira-kira Naik 1,8 Persen
Merujuk dari kondisi itu, Jokowi kembali menekankan bahwa perang masih akan lama terjadi.
Kemudian, dampak kenaikan harga pangan diperkirakan akan melanda seluruh negara.
"Energi iya, gas sampai 5 kali dan minyak sampai 2 kali, terus berimbas ke mana lagi? ke keuangan? iya juga sejauh mana mempengaruhi growth? inflasi? ngara mana yang kena? ini harus hati-hati betul," ujar Jokowi.
"Tidak bisa kita hanya bicara makronya saja, mikronya juga dan lebih penting lagi detail satu per satu harus dikupas. Oleh sebab itu saya mengajak kita mengubah mindset kita bahwa ekonomi dunia, geopolitik dunia berubah, sudah berubah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.