Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSN Sebut Elektabilitas Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Mandek karena Belum Punya Kendaraan Politik

Kompas.com - 05/09/2022, 19:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam bursa calon presiden 2024 diklaim stagnan bahkan cenderung menurun.

Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) baru-baru ini.

Ganjar Pranowo, dalam survei teranyar LSN, hanya memiliki elektabilitas 18,9 persen. Dengan kata lain, turun dibandingkan survei periode Februari 2022 (19,2 persen) dan Juni 2022 (20,9 persen).

Sementara itu, elektabilitas Anies Baswedan berada di angka 16,8 persen, turun ketimbang survei periode Februari 2022 (18,8 persen) dan Juni 2022 (18,5 persen).

Di sisi lain, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meningkat dengan tingkat keterpilihan sekitar 30 persen.

Baca juga: Survei LSN: Elektabilitas Prabowo Menguat, Kalahkan Anies-Ganjar

Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara menilai, ada beberapa faktor penyebab elektabilitas Ganjar dan Anies menurun dari hasil survei terbaru. Salah satunya soal kendaraan politik guna berkontestasi pada Pilpres 2024.

"Di antaranya, pertama hingga kini belum jelas partai apa yang akan menjadi kendaraan Ganjar dan Anies untuk maju sebagai capres 2024," kata Gema dalam rilis surveinya, Senin (5/9/2022).

Menurut Gema, peluang Ganjar Pranowo untuk maju sebagai capres lewat PDI-P kian tertutup setelah Puan Maharani, putri Megawati Soekarnoputri, mulai aktif bersafari politik.

Puan, Ketua DPP Bidang Politik PDI-P, sudah didapuk ibunya yang notabene ketua umum partai, sebagai ujung tombak PDI-P dalam menjalin komunikasi politik dengan berbagai partai politik saat ini.

Baca juga: Elektabilitas Prabowo Teratas, LSN Sebut Salah Satunya karena Endorsement Jokowi

"Semakin aktifnya Puan Maharani mensosialisasikan diri sebagai capres mengindikasikan bahwa peluang Ganjar diusung PDI Perjuangan semakin kecil," kata Gema.

"Sedangkan untuk Anies, peluangnya untuk bisa nyapres di 2024 semakin sempit karena Gubernur DKI itu tidak berafiliasi dengan satu partai pun," ujarnya melanjutkan.

Di sisi lain, LSN mengklaim bahwa majunya kedua sosok dianggap publik akan merepresentasikan perang identitas sebagaimana pada Pilpres 2019, kendati saat itu yang bertarung adalah Joko Widodo versus Prabowo Subianto.

"Publik kelihatan masih trauma dengan perang cebong vs kampret yang terjadi pada Pilpres 2019. Hingga kini pendukung Ganjar dan Anies masih gencar bertempur di dunia maya," ungkap Gema.

Baca juga: Survei LSN: Popularitas Prabowo Tertinggi, Disusul Sandiaga dan Anies

Survei LSN kali ini dilakukan pada tanggal 29 Agustus-2 September 2022 di 34 provinsi, dengan populasi seluruh penduduk Indonesia yang minimal berusia 17 tahun (memiliki KTP).

Jumlah sampel sebesar 1.230 responden yang diklaim diperoleh melalui teknik pengambilan secara systematic random sampling.

Ambang kesalahan (margin of error) berkisar di angka 2,79 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon (telesurvey) yang diklaim dilaksanakan oleh tenaga terlatih dengan panduan kuesioner.

Baca juga: Survei LSN: Elektabilitas Prabowo Teratas dengan 29,5 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com