Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi dengan PKB atau PDI-P, Gerindra Dinilai Akan Sama-sama Untung

Kompas.com - 05/09/2022, 16:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra diprediksi bakal sama-sama untung seandainya memilih salah satu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai rekan koalisi pada Pemilu 2024.

Sejauh ini, Gerindra sebetulnya telah meneken kerja sama politik dengan PKB lewat Rapimnas pada 13 Agustus 2022 lalu.

Namun, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto disambangi Ketua DPP Bidang Politik PDI-P Puan Maharani di kediamannya di Hambalang, Bogor, kemarin.

Analis politik Universitas Indonesia Aditya Perdana menganggap, baik PKB maupun PDI-P sama-sama memiliki nilai tawarnya sendiri terhadap posisi Gerindra.

Baca juga: Tiga Poin Hasil Pertemuan Prabowo dan Puan di Hambalang

"Ketika Gerindra mempertimbangkan PKB, tentu berharap ceruk dari kelompok Islam yang direpresentasikan dengan PKB dan Nahdlatul Ulama itu mungkin akan bisa diraih. Ruangnya Gerindra kan dianggap nasionalis," ucap Aditya ketika dihubungi, Senin (5/9/2022).

Bernard Hermanto Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani melakukan pertemuan politik. Kedua tokoh itu membahas peluang berpasangan di Pilpres 2024 hingga kondisi politik Indonesia.


"Tetapi memang tidak bisa dinafikan juga bahwa kekuatan partai dari sisi kursi dan jumlah memang sangat menarik," lanjutnya.

Sebagai informasi, PKB hanya memiliki 58 kursi di DPR RI atau setara 9,69 persen. Sementara itu, Gerindra menguasai 78 kursi di parlemen atau setara 12,57 persen.

Baca juga: Puan Bawa Pesan Rahasia dari Megawati dalam Pertemuannya dengan Prabowo

Aditya menilai, koalisi Gerindra dan PKB juga tergolong pragmatis dan minimalis, yaitu supaya kedua partai dapat melampaui ambang batas pencalonan presiden 20 persen, sehingga dapat mengusung calon presidennya.

Bandingkan dengan PDI-P. Partai politik berlogo banteng ini merupakan pemenang Pemilu 2019 dengan perolehan 128 kursi di parlemen atau 22 persen, sehingga dapat mengusung sendiri calon presidennya.

Aditya beranggapan, koalisi dengan PDI-P mungkin akan lebih menguntungkan buat Gerindra, menilik corak kedua partai yang sama-sama nasionalis.

Di samping itu, basis massa yang begitu besar dari PDI-P dianggap dapat lebih memuluskan upaya meraup suara sebanyak-banyaknya.

"Kalau dengan PDI-P ya mungkin lebih optimal karena keduanya partai besar. Mereka tentu berhitung kansnya (menang) mudah-mudahan lebih mudah diraih, walaupun belum jaminan juga," kata Aditya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com