Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati dan Langkah Politiknya sebagai "Queen Maker" Jelang Pilpres 2024

Kompas.com - 16/08/2022, 06:45 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

"PDI-P ingin menunjukkan bahwa Bu Mega adalah queen maker. Jadi ingin memberikan sinyal bahwa (capres PDI-P) ini hasil keputusan dan hasil didikan seorang Ibu Megawati," kata Firman kepada Kompas.com, Senin (15/8/2022).

Baca juga: Puan Maharani atau Ganjar di Antara Partai dan Relawan

Menurut Firman, PDI-P saat ini sebenarnya telah mengantongi sejumlah nama yang masuk dalam radar capres. Hanya saja, nama-nama tersebut belum diumumkan ke publik.

Ihwal penggemblengan capres yang sempat disinggung oleh Sekjen PDI-P, menurut Firman, dilakukan untuk memastikan bahwa sosok tersebut betul-betul sesuai dengan figur pemimpin yang diinginkan Megawati.

"Kalau di PDI-P itu kan istilahnya harus tegak lurus, sistem komando. Ini untuk mencegah ada satu figur yang keluar dari selera Bu Mega, apakah itu selera pemikiran, selera attitude, maupun selera kecenderungan koalisi nantinya," ucap Firman.

Firman berpendapat, penggemblengan capres PDI-P juga menunjukkan bahwa partai pimpinan Megawati itu masih butuh waktu untuk menentukan nama capresnya.

Sebagai satu-satunya partai yang memenuhi presidential threshold, Firman menilai wajar jika PDI-P tak terburu-buru soal nama capres.

Sebab, sebagai partai penguasa, bukan tidak mungkin keputusan PDI-P soal capres kelak akan menarik partai-partai lain bergabung, kendati diumumkan pada detik-detik terakhir pendaftaran capres.

"Penggembelengannya ini saya kira muatannya adalah agar nanti seluruh kader PDI-P solid di bawah orang ini karena dia sudah direstui Bu Mega," kata Firman.

Baca juga: Ruang Politik Ganjar Pranowo di Antara Partai-partai

Sejauh ini, menurut Firman, capres PDI-P masih berkutat pada dua nama, antara Puan Maharani atau Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sejak beberapa bulan terakhir, tampak upaya PDI-P mendongkrak elektabilitas Puan. Namun, mantan Menteri Koordinator Bidang pembangungan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu belum juga menunjukkan peningkatan elektabilitas signifikan.

Oleh karenanya, lanjut Firman, waktu setahun ke depan masih akan dimanfaatkan oleh PDI-P untuk mendorong elektabilitas Puan, sembari mempertimbangkan nama lain yang elektabilitasnya lebih menjanjikan.

"Kalau (capres) diumumkan last minute sekali, pasti akan memunculkan sosok yang elektabilitasnya tinggi," kata Firman.

"Tapi kalau dia munculkan tidak last minute, mungkin akan diupayakan untuk mencari sosok yang tidak terlalu tinggi elektabilitasnya, tapi masih bisa diupayakan dengan deal-deal politik," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com