Setidaknya ada tiga kamar dalam rumah itu yang digeledah polisi untuk melihat dan memotret segala isi dari kamar tersebut.
"Kamar per kamar apa saja diperiksa itu, termasuk masalah berkas-berkas kepolisian, seragam polisi, saya di kasih lihat, itu di foto." kata Nurzaman.
"Di dalam lemari itu ada raknya, dan juga di dalam bak itu, ada seragam topi polisi, ada ikat pinggang, ada sepatu-sepatu daripada polisi, saya dikasih tahu, dan mereka foto," ucapnya.
Selaku tokoh di wilayah tersebut, Nurzaman mengaku kaget melihat foto Ferdy Sambo ada dalam rumah tersebut.
Menurutnya, ada dua foto yang dipajang di dalam rumah itu, selain Foto Sambo, ada juga foto mantan Kadiv Propam Polri itu bersama seorang ajudannya.
Baca juga: Jejak Ferdy Sambo di Kasus Brigadir J: Dinonaktifkan dari Kadiv Propam, Dicopot, lalu Jadi Tersangka
Kendati begitu, Nurzaman mengaku tidak mengetahui dengan jelas siapa ajudan yang fotonya terpampang di rumah tersebut.
"Baru ini (melihat foto Sambo), begitu saya liat fotonya, oh ade foto die ini, saya baru tahu itu, makanye saya heran, karena enggak pernah ada laporan gitu," katanya.
"Di bagian ruang, dalam ada dua, di sini dalam ame di sini saling berhadapan, yang sendiri ade, yang (ada) ajudannya ade," lanjut Nurzaman.
Rumah "eksklusif"
Nurzaman menuturkan, rumah yang ditempati Brigadir J tak pernah diinformasikan pemilik kepada tokoh setempat. Menurutnya, rumah itu dibeli Sambo pada tahun 2020 untuk ditempati oleh ajudan-ajudannya.
"Karena gini, mereka ini eksklusif sifatnya, karena apa? Karena yang punya rumah ini enggak pernah laporan kepada RT, kemudian juga yang punya rumah abis dia menjual rumah enggak permisi lagi sama RT," terang Nurzaman.
"Enggak dikasih tahu siapa yang belinya itu ya, saya juga kaget juga oh ini, (dibeli Sambo) iya deh, kalau seumpamanya dibutuhkan, saya siap bantu," kata dia.
Baca juga: Skenario Ferdy Sambo yang Berujung Ancaman Hukuman Mati Sang Jenderal...
Kendati begitu, Sambo sebagai pemilik baru rumah tersebut juga tidak menginformasikan kepada tokoh setempat.
Nurzaman mengaku tahu bahwa itu rumah ditempati oleh ajudan-ajudannya lewat informasi dari istrinya yang melakukan pemeriksaan jentik nyamuk sebulan sekali.
"Yang penghuni ini enggak pernah laporan ame RT, Allah wualam (sosialisasi dengan warga sekitar) yang pasti enggak lapor sama RT," ucapnya.
"Istri saya yang sering datengin karena jentik itu aja ditemuin si Brigadir Yoshua itu yang didalem temuan die. Masih seger dia," kata Nurzaman.
Sebagai informasi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menyatakan Ferdy sebagai salah satu tersangka kasus tewasnya Brigadir J.
Dalam konferensi pers di Mabes Polri kemarin malam, Sigit menyebut Bharada E diduga menembak Brigadir J atas perintah Ferdy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.