"Karena memang benar adanya penyiksaan, ancaman, yang dilakukan kepada korban yang baru pulang tadi," tuturnya.
Sementara itu, perwakilan keluarga PMI lainnya, Yanto, menyebut adiknya masih ada di Kamboja.
Dia memohon kepada pemerintah agar bisa membantu membebaskan adiknya itu di Kamboja.
"Jadi adik saya sekarang dalam keadaan sudah tidak dipekerjakan lagi. Karena info yang saya dapat, dia sudah diberhentikan karena beberapa kesalahan. Salah satunya sakit tidak izin dan tertidur, saking capeknya mungkin ya di waktu bekerja," papar Yanto.
Karena melakukan kesalahan itu, menurut Yanto, adiknya sampai mendapat penyekapan selama beberapa hari.
Baca juga: Kondisi Terkini Penyekapan Puluhan WNI di Kamboja, Masalah Menahun yang Belum Juga Usai
Dua hari pertama penyekapan, adik Yanto tidak diberi makan. Di hari selanjutnya, barulah adik Yanto diberi makan sebanyak satu kali.
"Setelah hari ketiga, adik saya baru diperbolehkan berkomunikasi dengan kita setelah pihak sana menghubungi. Jadi saya disuruh untuk bilang adik saya bahwasanya ya kerja lah betul-betul," ungkapnya.
Yanto mengatakan adiknya sudah tidak kuat bekerja sebagai PMI di Kamboja.
Menurut adiknya itu, kata Yanto, jam kerja di perusahaan ilegal tersebut tidak masuk akal. Selain itu juga para korban berpotensi diperjualbelikan.
Yanto mengatakan dirinya cemas dengan kondisi adiknya yang mendapat penyiksaan itu.
Dia berharap pemerintah dan Migrant CARE bisa membantu membebaskan adiknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.