"Tentu karena keterbatasan dari jumlah vaksin maupun juga tenaga vaksinator, tentu dua yang pertama tadi (lansia dan tenaga kesehatan) yang harus diutamakan. Jadi (kelompok rentan) dari sisi kondisi tubuh dan sisi pekerjaan," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2022).
Baca juga: Wacana Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat, Urgensi dan Respons Pemerintah
Sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan, Dicky menyebut, perlindungan yang dihasilkan vaksin terhadap orang yang sudah divaksinasi dosis ketiga lebih dari 4 bulan akan sangat menurun, bahkan di bawah 50 persen.
Kondisi ini bisa berbahaya dan berpotensi meningkatkan angka kematian pasien virus corona.
"Akibatnya, kita berpotensi kekurangan tenaga pelayan publik. Repot sendiri nanti kita," katanya.
Dorongan pemberian vaksinasi dosis keempat ini tak lepas dari sejumlah studi yang membuktikan efektivitasnya.
Dicky mengatakan, berdasarkan studi di Amerika Serikat, vaksin dosis keempat memberikan perlindungan ekstra kepada penerimanya, meskipun terinfeksi virus corona.
Katanya, kelompok rawan yang sudah menerima vaksin dosis keempat terlindungi dari risiko kematian akibat Covid-19 hingga 72 persen.
"Data menunjukkan pemberian dosis keempat khususnya pada kelompok rawan, lansia, komorbid, memberikan proteksi perlindungan 64 persen dari potensi masuk rumah sakit, dan 72 persen proteksi dari kematian untuk kelompok rawan," terang Dicky.
Baca juga: Epidemiolog Sebut Vaksin Dosis Keempat Beri 72 Persen Proteksi dari Kematian
Dia menuturkan, pemberian vaksin dosis keempat bertujuan untuk merespons varian-varian baru virus Covid-19, termasuk Omicron dan turunannya.
Idealnya, sebut Dicky, vaksin dosis keempat diberi setelah seseorang menerima vaksin dosis ketiga sekitar 4 bulan sebelumnya.
Dia meyakini, pemberian vaksin ini mampu mengurangi angka kematian akibat Covid-19.
"Data di AS menunjukkan kalau (usia) di atas 50 tahun belum mendapatkan dosis keempat sejak 4 bulan menerima dosis ketiga, maka risiko kematian 4 kali lebih tinggi," tuturnya.
Selagi memulai vaksinasi dosis keempat, Dicky menyebutkan, pemerintah harus terus menggenjot vaksinasi dosis tiga.
Apalagi, belakangan, minat masyarakat untuk vaksin booster cenderung turun karena menganggap situasi pandemi sudah menurun.
"Kalau vaksinasi dosis ketiga ini dijadikan syarat berbagai kegiatan, aksesnya juga (harus) dipermudah," kata Dicky.
"Namanya strategi komunikasi risiko itu di situ. Ada manajemen risiko, ada kualitas layanan, juga ada keterbukaan, ada membangun kepercayaan dan kejelasan dari langkah-langkah dan strategi ini yang harus dilakukan oleh pemerintah," tuturnya.
Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Bukan Prioritas, Kita Fokus Booster
Adapun data terbaru Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, hingga Rabu (27/7/2022), vaksinasi dosis ketiga baru menjangkau 55.275.438 orang.
Sementara, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 202.333.791 orang, dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 169.936.472 orang.
Pemerintah menargetkan vaksinasi virus corona mampu menjangkau 208.265.720 penduduk Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.