Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Akar Semangat Gus Dur Membela Kaum Minoritas

Kompas.com - 24/07/2022, 19:23 WIB
Tatang Guritno,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

Wahid Hasyim pun mengajarkan santri Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang untuk mempelajari bahasa Inggris dan Belanda.

Baca juga: Murka Gus Dur Kala Para Menteri Tolak Dekrit: Kalian Semua Banci!

Bersama Kyai Wahab Chasbullah, Wahid Hasyim berkunjung ke berbagai pesantren di Jawa untuk membangun komunikasi dan mendirikan cabang NU.

Ia juga aktif dengan berbagai ulama dari luar jawa dan dikenal punya hubungan baik dengan tokoh sosialis sekaligus salah satu Bapak Bangsa, Ibrahim Datuk Tan Malaka.

Pola pikir terbuka Wahid Hasyim itu yang kemudian diajarkan kepada Gus Dur dan adik-adiknya.

Melalui perjuangan kakek dan ayahnya, Gus Dur memahami secara mendalam perjuangan hidup untuk bangsa dan kemanusiaan.

Universalisme Islam

Salah satu pandangan Gus Dur tentang kemanusiaan berasal dari prinsip universalisme Islam.

Gus Dur berpandangan universalisme Islam tercermin dalam ajaran tentang kemanusiaan diimbangi dengan kearifan yang muncul dari keterbukaan peradaban Islam.

Baca juga: Mimpi Kiai Jelang Pelengseran Gus Dur dan Doa untuk Megawati...

Dalam buku yang ditulisnya berjudul “Islam Kosmopolitan” Gus Dur mengungkapkan akar pemikiran universalisme Islam adalah kaidah ushul fiqh yang mencerminkan lima jaminan dasar Islam pada perseorangan maupun kelompok.

“Kelima jaminan dasar itu tersebut tersebar dalam literatur hukum agama al-kutub al-fiqhiyyah kuno, yaitu jaminan dasar akan, satu, keselamatan fisik warga masyarakat dari tindakan badani di luar ketentuan hukum (hifdzu ad-din),” paparnya.

“Dua, keselamatan keyakinan agama masing-masing tanpa ada paksaan untuk berpindah agama (hifdzu ad-din), tiga, keselamatan keluarga dan keturunan (hifdzu an-nasl), empat, keselamatan harta milik pribadi dari gangguan dan penggusuran di luar prosedur hukum (hifdzu al-mal), lima, keselamatan hak milik dan profesi (hifdzu al-aqli,” ungkap Gus Dur dalam tulisannya.

Dikutip dari Harian Kompas terbitan 23 Mei 2008, bagi Gus Dur perjuangan membela minoritas adalah upaya menjalankan amanat Konstitusi.

Baca juga: Alasan Gus Dur Dijuluki ‘Bapak Tionghoa Indonesia’

“Mereka (kelompok minoritas) hanya ingin diperlakukan sebagai manusia. UUD 1945 telah menjamin perlindungan bagi semua warga negara tanpa pandang agama, etnis, ataupun budayanya. Ini yang saya lakukan,” tutur dia.

Perjuangan itu pun dianggapnya sebagai cara penganut agama bersikap. Dengan tegas Gus Dur menyampaikan, penganut agama yang baik pun harus menghargai kemanusiaan.

“Jika kemanusiaan diabaikan, itu adalah pangkal hilangnya nilai-nilai keagamaan yang benar,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com