Terkait subsidi itu akan berlanjut pada 2023 atau tidak, hal tersebut masih akan dilihat perkembangannya.
Sebab, apabila harga berbagai komoditas turun, maka harga minyak dunia juga akan ikut turun.
Baca juga: Jokowi Disebut Jamin Subsidi BBM Tetap Berlanjut Hingga Akhir 2022
"Bagaimana ke depan 2023? Apakah subsidi akan dilonggarkan atau tidak lihat nanti, tapi kalau harga komoditas dunia turun, harga minyak dunia turun, maka harga BBM akan turun juga," jelas Primus yang juga anggota Forum Pemimpin Redaksi itu.
"Kita harapkan ketegangan Rusia dan Ukraina mereda, akan sangat membantu ekonomi kita. Presiden yakin kita di atas rata-rata," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi kerap kali menyinggung soal besarnya subsidi BBM yang ditanggung negara.
Pada 7 Juli lalu, presiden kembali menyinggung soal kemampuan APBN dalam menanggung subsidi BBM di Tanah Air.
Jokowi pun memberikan gambaran jika APBN tidak mampu lagi menanggung subsidi tersebut. Menurutnya, kenaikan harga BBM kemungkinan dapat terjadi sebagaimana kondisi di sejumlah negara.
Baca juga: IMF Sebut Ekonomi RI Baik, KSP Klaim berkat Strategi Gas Rem Jokowi
"(Harga bensin) kita masih Rp7.650, karena apa ? disubsidi oleh APBN. Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi," ujar Jokowi di tengah-tengah sambutannya dalam rangka Hari Keluarga Nasional 2022 di Medan.
"Kalau (APBN) sudah tidak kuat mau gimana lagi? Ya kan? Kalau BBM naik, ada yang setuju?" lanjutnya.
Pertanyaan tersebut mendapat respons langsung dari masyarakat Medan yang hadir di acara itu.
Warga yang hadir pun kompak menjawab, "Enggaaak".
"Pasti semua akan ngomong tidak setuju," timpal Jokowi.
Dia lantas menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya masih melakukan impor untuk separuh dari kebutuhan minyak untuk Indonesia.
Sehingga, apabila harga minyak di luar naik, maka Indonesia harus membayar lebih banyak untuk harga impor tersebut.