Subvarian yang sebelumnya saja, BA.4 dan BA.5, masih terdeteksi dengan dominasi lebih dari 80 persen dari total kasus aktif.
Hingga Senin (18/7/2022) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 3.393 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Wamenkes: Ada Tiga Kasus Omicron BA.2.75, Semua Sederhana
Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia tembus 6.138.346 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Sementara itu, terdapat 28.506 kasus aktif Covid-19. Jumlah itu bertambah 956 kasus.
Budi mengatakan, kedua subvarian ini memiliki sifat vaccination evasion sehingga mampu menembus perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19.
Artinya, infeksi berulang (reinfeksi) atau infeksi pada yang sudah mendapat vaksinasi, sangat mungkin terjadi.
"Jadi bisa menembus vaksinasi 2-3 kali lipat lebih efektif untuk menembus vaksinasi dibandingkan varian Omicron yang BA.1," ujar dia.
Vaksinasi booster tetap perlu
Kendati begitu, bukan berarti vaksinasi menjadi tidak penting. Vaksinasi tetap diperlukan agar masyarakat yang terinfeksi tidak perlu dirawat di rumah sakit bahkan meninggal dunia.
Merunut data, pasien Covid-19 yang meninggal paling banyak adalah orang yang belum divaksinasi atau baru divaksinasi satu dosis.
Baca juga: Belanda Deteksi Subvarian Omicron Centaurus, Apa Gejalanya?
Apalagi, berdasarkan pengalaman negara-negara lain, kasus Covid-19 varian ini tidak cepat mencapai puncak.
Situasi ini sangat mirip dengan situasi di India saat terpapar varian BA.4 dan BA.5, yakni kenaikan kasus hanya perlahan sehingga puncak kasus pun berlangsung lama.
"Disarankan masyarakat tetap cepat-cepat saja di-booster karena walaupun ada kemungkinan terkena tapi booster itu terbukti mampu melindungi kita untuk tidak masuk rumah sakit dan kalau toh pun masuk rumah sakit, tingkat fatalitasnya akan sangat rendah," ujar dia.
Pemerintah menargetkan akselerasi vaksinasi booster mencapai 30 persen dari total penduduk dalam waktu dekat.
Hingga 18 Juli pukul 18.00 WIB, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) yaitu 53.136.007 atau 25,51 persen.