Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seputar Omicron BA.2.75, Centaurus yang Mulanya Mewabah di India

Kompas.com - 19/07/2022, 10:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia tak kunjung usai.

Belum selesai corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menjangkiti masyarakat, kini hadir varian baru yang mulanya berada di India, yakni BA.2.75.

Adanya subvarian Omicron BA.2.75 di Tanah Air dibenarkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (18/7/2022).

Budi mengungkapkan, mulanya varian BA.2.75 atau sering juga disebut "Centaurus" itu tersebar di 15 negara. Di Indonesia, kasusnya akibat varian ini terdeteksi di dua wilayah, yakni Jawa dan Bali.

Baca juga: Omicron BA.2.75 atau Omicron Centaurus Teridentifikasi di Indonesia, Bagaimana Gejalanya?

Menurut dia, kasus BA.2.75 di Bali merupakan kasus yang berasal dari luar negeri (imported case), sedangkan kasus di Jakarta kemungkinan besar adalah transmisi lokal.

"Kami juga meng-update ke Bapak Presiden, ada subvarian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang sudah beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara, ini juga sudah masuk ke Indonesia," kata Budi dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Ada tiga kasus

Secara terpisah, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, sejauh ini ada tiga kasus BA.2.75 yang terdeteksi menjangkit warga negara Indonesia.

Kasusnya sendiri terdeteksi sekitar satu minggu lalu melalui genom sequencing dari semua pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. 

Baca juga: Sudah Teridentifikasi di Indonesia, Ini Fakta Subvarian BA.2.75 Centaurus

Beruntung, meski penularannya lebih cepat dari varian Delta, tingkat keparahan infeksinya jauh lebih ringan, sama seperti di varian sebelumnya BA.4 dan BA.5.

"Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat. Penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu," kata Dante saat hadir dalam acara penyerahan Keppres Nomor 65/P Tahun 2022 kepada Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022).

Karena tingkat keparahannya termasuk dalam gejala ringan, dia meminta masyarakat jangan terlalu khawatir.

Apalagi, temuan ini juga telah dilaporkan oleh Kemenkes melalui platform berbagi data dan informasi virus di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Jadi jangan khawatir soal BA.2.75 karena karakternya hampir sama dengan BA.4, BA.5 dan BA.1, BA.2," ucap Dante.

Hadirnya subvarian BA.2.75 menambah panjang daftar subvarian Omicron yang di Indonesia hingga kini.

Subvarian yang sebelumnya saja, BA.4 dan BA.5, masih terdeteksi dengan dominasi lebih dari 80 persen dari total kasus aktif.

Hingga Senin (18/7/2022) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 3.393 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Wamenkes: Ada Tiga Kasus Omicron BA.2.75, Semua Sederhana

Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia tembus 6.138.346 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Sementara itu, terdapat 28.506 kasus aktif Covid-19. Jumlah itu bertambah 956 kasus.

Budi mengatakan, kedua subvarian ini memiliki sifat vaccination evasion sehingga mampu menembus perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19.

Artinya, infeksi berulang (reinfeksi) atau infeksi pada yang sudah mendapat vaksinasi, sangat mungkin terjadi.

"Jadi bisa menembus vaksinasi 2-3 kali lipat lebih efektif untuk menembus vaksinasi dibandingkan varian Omicron yang BA.1," ujar dia.

Vaksinasi booster tetap perlu

Kendati begitu, bukan berarti vaksinasi menjadi tidak penting. Vaksinasi tetap diperlukan agar masyarakat yang terinfeksi tidak perlu dirawat di rumah sakit bahkan meninggal dunia.

Merunut data, pasien Covid-19 yang meninggal paling banyak adalah orang yang belum divaksinasi atau baru divaksinasi satu dosis.

Baca juga: Belanda Deteksi Subvarian Omicron Centaurus, Apa Gejalanya?

Apalagi, berdasarkan pengalaman negara-negara lain, kasus Covid-19 varian ini tidak cepat mencapai puncak.

Situasi ini sangat mirip dengan situasi di India saat terpapar varian BA.4 dan BA.5, yakni kenaikan kasus hanya perlahan sehingga puncak kasus pun berlangsung lama.

"Disarankan masyarakat tetap cepat-cepat saja di-booster karena walaupun ada kemungkinan terkena tapi booster itu terbukti mampu melindungi kita untuk tidak masuk rumah sakit dan kalau toh pun masuk rumah sakit, tingkat fatalitasnya akan sangat rendah," ujar dia.

Pemerintah menargetkan akselerasi vaksinasi booster mencapai 30 persen dari total penduduk dalam waktu dekat.

Hingga 18 Juli pukul 18.00 WIB, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) yaitu 53.136.007 atau 25,51 persen.

Demi mencapai target tersebut, vaksinasi booster akan menjadi syarat sejumlah kegiatan masyarakat.

Teranyar mulai Minggu (17/7/2022), vaksinasi booster sudah menjadi syarat masuk mall dan syarat perjalanan menggunakan moda pesawat, kapal laut, maupun kereta api antarkota.

Baca juga: Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan Dalam Negeri, Gerai Vaksinasi Dibuka di Stasiun

Budi beralasan, aturan itu dibuat demi melindungi masyarakat. Pemerintah juga berharap dengan aturan ini, warga bersedia divaksinasi booster.

"Beberapa kegiatan masyarakat nanti akan kita minta agar diwajibkan vaksinasi booster dengan tujuan untuk melindungi masyarakat, kalau terkena (Covid-19) jangan sampai masuk rumah sakit dan jangan sampai wafat," ujar dia.

PPKM tetap level 1

Vaksinasi booster ini juga diperlukan lantaran pemerintah menetapkan status PPKM masih di level 1. Hanya satu daerah yang berstatus PPKM level 2, yakni Kabupaten Sorong.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, status level 1 termasuk di wilayah Jabodetabek akan tetap ditahan hingga akhir bulan Juli atau 1 Agustus 2022.

Ketentuan ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) level 1 diartikan sebagai tingkat transmisi komunitas di bawah 20 kasus per 100.000 penduduk per minggu.

Adapun di Indonesia, tingkat transmisi komunitas mencapai angka 8 orang per 100.000 penduduk.

Baca juga: PPKM Luar Jawa-Bali hingga 1 Agustus, Airlangga: Semua Daerah Level 1, kecuali Sorong

Utamanya, tingkat reproduksi efektif kasus Covid-19 melandai dalam tiga pekan terakhir, yakni dari 1,27 persen turun ke 1,26 persen dan terakhir turun lagi menjadi 1,24 persen.

Berdasarkan pengertian Satgas Covid-19, angka reproduksi merupakan angka rata-rata banyaknya orang yang terinfeksi Covid-19 akibat terpapar dari satu orang yang sakit.

"Dari hasil evaluasi, seluruhnya di luar Jawa-Bali PPKM-nya masih level 1 seperti yang telah kita putuskan sampai akhir bulan ini. Dan yang di level 2 hanya di Sorong (Provinsi Papua Barat)," kata Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com