JAKARTA, KOMPAS.com - Ruangan gelap gulita dan dipenuhi asap serta debu. Plafon jatuh di lantai, seakan langit runtuh.
Kaca-kaca jendela pecah. Serpihannya bertebaran dan berserakan di mana-mana.
Air dari sprinkler otomatis keluar, menyebabkan seisi ruangan basah. Listrik pun padam.
Adrianto menyadari dirinya terbaring di lantai di ruangan yang sudah gelap dan dipenuhi asap dan debu. Dia langsung berpikir itu ledakan bom.
Baca juga: Waspadai Penggalangan Dana Teroris, Masyarakat Diminta Hati-hati Salurkan Sumbangan
Dalam kondisi lemah, dia berusaha untuk bangkit dari puing-puing, tetapi tak bisa. Dengan sisa tenaga yang ada, Adrianto mengenali anggota polisi yang juga ajudannya, Ismail.
"Is, Ismail, saya di sini,” teriaknya dengan lirih, seperti ditulis dalam buku berjudul Adrianto Machribie, Setia kepada Integritas dan Profesionalitas yang ditulis Ans Gregory Da Iry dan Yop Pandie (2011).
Ismail pun menggendong Adrianto melewati reruntuhan bangunan, pecahan kaca, dan genangan air di lantai, kemudian membawanya ke luar hotel bintang lima itu.
Demikian kesaksian Adrianto Machribie yang pada 13 tahun lalu, tepatnya 17 Juli 2009, menjadi satu dari puluhan korban aksi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Kala itu, Adrianto merupakan Komisaris PT Freeport Indonesia.
Baca juga: Terungkapnya Gerakan Bawah Tanah Khilafatul Muslimin: Tak Akui Pancasila, Dipimpin Eks Napi Teroris
Melansir Kompas.id edisi 17 Juli 2017, Adrianto bersama pemimpin perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, energi, sumber daya alam, dan ketenagalistrikan tengah mengadakan breakfast meeting di JW Marriott ketika bom meledak.
Sesaat setelah ledakan, Adrianto dilarikan ke Rumah Sakit MMC Kuningan, lalu dipindahkan ke Rumah Sakit Medistra, sebelum akhirnya diterbangkan ke Singapura.
Adrianto menjadi korban selamat dari peristiwa berdarah itu. Sementara, Timothy David Mackay, Presiden Direktur Holcim Indonesia sekaligus rekan Adrianto yang juga hadir dalam breakfast meeting, tak terselamatkan.
Timothy dikenang sebagai salah satu dari total 9 orang tewas akibat bom JW Marriott. Dari 9 orang itu, 2 di antaranya merupakan pelaku bom bunuh diri.
Peristiwa yang berlangsung sekitar pukul 07.47-07.57 WIB tersebut juga mengakibatkan 53 orang mengalami luka-luka, terdiri dari 37 WNI dan 16 WNA.
Di Hotel JW Marriott, bom bahkan meledak 2 kali dengan selisih waktu 5 menit.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.