"Pasti semua akan ngomong tidak setuju," timpal Jokowi.
Dia lantas menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya masih melakukan impor dari separuh kebutuhan minyak di Indonesia.
Sehingga, apabila harga minyak di luar naik, maka Indonesia harus membayar lebih banyak untuk harga impor tersebut.
Baca juga: Pakar Usul ke DPR, Subsidi BBM Dialihkan untuk Transportasi Publik, Naik Angkot Cukup Pakai NIK
Menurut Jokowi, kenaikan harga jual minyak dunia ini dipengaruhi oleh perang Ukraina-Rusia dan juga kondisi pandemi Covid-19.
Dia mengungkapkan, saat masih normal, harga minyak dunia 60 dollar AS per barrel. Sedangkan saat ini, harganya naik menjadi 110-120 dollar AS per barrel.
"Sudah dua kali lipat, hati-hati. Negara kita ini, kita masih tahan untuk tidak menaikkan yang namanya Pertalite. Negara lain yang namanya BBM, bensin itu sudah di angka Rp31.000 di Jerman," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.