Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas Akan Susun Indikator Kerja soal Investasi di IKN

Kompas.com - 11/07/2022, 19:43 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan, rencana Rusia dan Uni Emirat Arab berinvestasi di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) akan mengikuti key performance indicator (KPI) atau indikator kinerja yang disusun Bappenas.

Suharso menuturkan, ada 24 KPI yang disusun Bappenas terkait proyek IKN, di antaranya mengenai rencana menjadikan IKN sebagai kota hutan maupun kota yang bersih.

"Jadi kami akan megikuti itu, kami akan melihat apakah sesuai atau tidak. Karena kan kita ingin menunjukkan kota hutan, kita ingin menunjukkan kota yang bersih dan seterusnya, itu arahnya betul enggak," kata Suharso di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/7/2022).

Lebih lanjut, Suharso menyebutkan, pemerintah masih menggodok peraturan presiden mengenai insentif yang akan diberikan kepada investor proyek IKN.

Baca juga: Jokowi Bakal Tinjau Proyek IKN 3 Bulan Sekali, Menteri PUPR: Supaya Orang Yakin Kita Mau Pindah

Adapun insentif yang diberikan akan terdiri dari insentif bersifat fiskal maupun nonfiskal.

"Ya sedang kita siapkan, perpesnya sebentar lagi sudah keluar termasuk pembiayaan dan pendanaannya, berdasarkan turunan dari undang-undangnya," ujar Suharso.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan, pihaknya tertarik untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan IKN.

Hal itu disampaikan Putin usai bertemu Presiden Joko Widodo di Moskwa, Rusia, Kamis (30/6/2022).

"Kami siap untuk berpartisipasi dalam proyek bersama termasuk yang terkait dengan teknologi non-energi misalnya di bidang kedokteran, di bidang pertanian," ujar Presiden Putin seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden RI.

"Ada juga prospek yang baik untuk pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik. Rusian Railways bergabung dalam proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke pulau Kalimantan," imbuh Putin.

Baca juga: Selain Istana, Kantor 4 Kemenko Akan Jadi Prioritas Pembangunan di IKN

Selain Rusia, pemerintah UEA juga disebut semakin mantap untuk berinvestasi di IKN.

Teranyar, ada kesepakatan membentuk pendanaan pembangunan IKN (IKN Fund) melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA).

"Beberapa tindak lanjut yang akan dilakukan terkait dengan rencana investasi di IKN antara lain adalah pembentukan pendanaan pembangunan IKN berupa IKN Fund oleh INA dengan pihak UEA," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers secara daring, Jumat (1/7/2022).

Baca juga: Emiten Properti Lirik Peluang Bisnis di IKN Nusantara

Rencana ini merupakan tindak lanjut dari kedua negara pasca-lawatan Jokowi ke Abu Dhabi setelah mengunjungi Ukraina dan Rusia dalam rangkaian kunjungan luar negeri.

Saat kunjungan, Jokowi dan putra mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan menindaklanjuti pembahasan sebelumnya mengenai kerja sama investasi pembangunan IKN Nusantara.

Retno menuturkan, lawatan Jokowi ke Abu Dhabi menghasilkan kesepakatan lain, yaitu sepakat untuk menyiapkan paket investasi oleh Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah tengah menggodok rancangan Peraturan Pemerintah (PP) terkait investasi di IKN.

"Terus dibahas implementasi komitmen investasi UEA untuk pembangunan IKN. Jadi masalah investasi untuk IKN terus dibahas oleh kedua negara," beber Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com