Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terawan Tegaskan Vaksin Nusantara merupakan Karya Anak Bangsa

Kompas.com - 08/07/2022, 15:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) menjawab polemik dan tudingan yang menyatakan bahwa Vaksin Nusantara sebagai vaksin Covid-19 merupakan buatan Amerika Serikat (AS).

Dia mengatakan, memang ada kerja sama dengan AS dalam proses penciptaan Vaksin Nusatara. Namun, kerja sama itu tidak serta-merta membuat Vaksin Nusantara disebut sebagai karya AS.

Terawan menegaskan, Vaksin Nusantara merupakan karya anak bangsa.

"Tidak boleh begitu. Ini karya (anak bangsa), harus kerja sama. Enggak ada orang bisa mandiri karena itu politik dunia. Dan kerja sama itu bisa membanggakan. Lho kalau negara besar mau kerja sama dengan kita, artinya apa? Kita dianggap punya kemampuan," kata Terawan saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi di program Rosi, dikutip Kompas.com, Jumat (8/7/2022).

Baca juga: Terawan Mengaku Terpaksa Bilang Masker Hanya untuk Orang Sakit saat Awal Pandemi Covid-19

Terawan menuturkan, membuat produk dan diklaim sebagai karya anak bangsa bukan berarti semua komponen produknya harus berasal dari dalam negeri.

Sebab, dalam dunia medis, kerja sama antarnegara merupakan hal yang wajar.

Dia menerangkan, ada beberapa bahan dasar yang memang perlu diimpor, sama halnya ketika seseorang mengimpor bahan baku untuk dijadikan barang jadi dan diekspor kembali ke luar negeri.

Menurutnya, jika semua komponen dipaksakan dari dalam negeri, maka tidak tercipta efisiensi.

Baca juga: Jarang Tampil saat Jadi Menkes, Terawan: Kan Ada Juru Bicara

 

Dia mengatakan, meskipun komponen atau bahan bakunya dari negara lain, merek Vaksin Nusantara telah tersemat berasal dari Indonesia.

"Jadi tidak boleh kita seolah-olah kalau karya anak bangsa itu produksinya betul-betul mulai dari bahan semua dihasilkan sendiri, tidak efisien. Efisiensi enggak ada. Dan itulah manajemen. Manajemen itu harus efisiensi. Mana yang bisa diproduksi sendiri sehingga bisa efisien, mana yang harus diproduksi tempat lain supaya lebih efisiensi," jelasnya.

Terawan lantas mencontohkan beberapa barang medis buatan Jerman, seperti CT-Scan. Meskipun Jerman merakit alatnya sampai jadi, negara itu juga mengimpor bahan baku CT-Scan.

Begitu juga ketika seorang perangkai bunga (florist) merangkai bunga menjadi sebuah buket. Namun, bunga-bunga itu dibelinya dari pemasok lain hingga dari luar negeri. Dia berpendapat, hal ini juga berlaku untuk pembuatan Vaksin Nusantara.

"Sama, vaksin nusantara namanya dari mana? Dari Indonesia. Ya, ini produk anak bangsa. Jadi di mana kita mampu mengakses semua hal dengan baik, entah dari mana datangnya, dan mampu kita hasilkan jadi sebuah karya, itu namanya karya kita. Karya bangsa," seloroh Terawan.

Baca juga: PDSI Terbuka jika Terawan Ingin Bergabung

Sebagai informasi, pengembangan Vaksin Nusantara besutan Terawan menuai polemik. Pada 21 Februari 2021, kritik dari para ahli berdatangan mempertanyakan pengembangan vaksin dengan sel dendritik tersebut.

Selain disebut-sebut buatan AS, para peneliti yang sebelumnya terlibat dalam uji klinis ternyata tak lagi dilibatkan. Akhirnya pada 8 Maret 2021, peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (KMK) UGM mengundurkan diri dari tim penelitian vaksin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

Nasional
Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Nasional
PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

Nasional
Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com