JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) menjawab polemik dan tudingan yang menyatakan bahwa Vaksin Nusantara sebagai vaksin Covid-19 merupakan buatan Amerika Serikat (AS).
Dia mengatakan, memang ada kerja sama dengan AS dalam proses penciptaan Vaksin Nusatara. Namun, kerja sama itu tidak serta-merta membuat Vaksin Nusantara disebut sebagai karya AS.
Terawan menegaskan, Vaksin Nusantara merupakan karya anak bangsa.
"Tidak boleh begitu. Ini karya (anak bangsa), harus kerja sama. Enggak ada orang bisa mandiri karena itu politik dunia. Dan kerja sama itu bisa membanggakan. Lho kalau negara besar mau kerja sama dengan kita, artinya apa? Kita dianggap punya kemampuan," kata Terawan saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi di program Rosi, dikutip Kompas.com, Jumat (8/7/2022).
Terawan menuturkan, membuat produk dan diklaim sebagai karya anak bangsa bukan berarti semua komponen produknya harus berasal dari dalam negeri.
Sebab, dalam dunia medis, kerja sama antarnegara merupakan hal yang wajar.
Dia menerangkan, ada beberapa bahan dasar yang memang perlu diimpor, sama halnya ketika seseorang mengimpor bahan baku untuk dijadikan barang jadi dan diekspor kembali ke luar negeri.
Menurutnya, jika semua komponen dipaksakan dari dalam negeri, maka tidak tercipta efisiensi.
Dia mengatakan, meskipun komponen atau bahan bakunya dari negara lain, merek Vaksin Nusantara telah tersemat berasal dari Indonesia.
"Jadi tidak boleh kita seolah-olah kalau karya anak bangsa itu produksinya betul-betul mulai dari bahan semua dihasilkan sendiri, tidak efisien. Efisiensi enggak ada. Dan itulah manajemen. Manajemen itu harus efisiensi. Mana yang bisa diproduksi sendiri sehingga bisa efisien, mana yang harus diproduksi tempat lain supaya lebih efisiensi," jelasnya.
Terawan lantas mencontohkan beberapa barang medis buatan Jerman, seperti CT-Scan. Meskipun Jerman merakit alatnya sampai jadi, negara itu juga mengimpor bahan baku CT-Scan.
Begitu juga ketika seorang perangkai bunga (florist) merangkai bunga menjadi sebuah buket. Namun, bunga-bunga itu dibelinya dari pemasok lain hingga dari luar negeri. Dia berpendapat, hal ini juga berlaku untuk pembuatan Vaksin Nusantara.
"Sama, vaksin nusantara namanya dari mana? Dari Indonesia. Ya, ini produk anak bangsa. Jadi di mana kita mampu mengakses semua hal dengan baik, entah dari mana datangnya, dan mampu kita hasilkan jadi sebuah karya, itu namanya karya kita. Karya bangsa," seloroh Terawan.
Sebagai informasi, pengembangan Vaksin Nusantara besutan Terawan menuai polemik. Pada 21 Februari 2021, kritik dari para ahli berdatangan mempertanyakan pengembangan vaksin dengan sel dendritik tersebut.
Selain disebut-sebut buatan AS, para peneliti yang sebelumnya terlibat dalam uji klinis ternyata tak lagi dilibatkan. Akhirnya pada 8 Maret 2021, peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (KMK) UGM mengundurkan diri dari tim penelitian vaksin.
Kemudian pada 10 Maret 2021, vaksin ini menjadi sorotan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala BPOM Penny K. Lukito menyebut pengembangan vaksin tidak sesuai kaidah medis. Penny juga menyinggung perbedaan data dari tim uji klinis vaksin dengan data yang dipaparkan pada rapat kerja DPR RI.
Pengembangan Vaksin Nusantara dilakukan dengan metode sel dendritik (dendritic cell) autolog atau komponen sel darah putih yang disebut menjadi yang pertama kali di dunia untuk Covid-19.
Sejak diprakarsai Terawan, pengembangan vaksin Nusantara disponsori oleh PT Rama Emerald dan PT AIVITA Indonesia, yang bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan.
Penandatanganan perjanjian kerja sama uji klinik vaksin sel dendritik SARS Cov-2, antara Badan Litbang Kesehatan dengan PT Rama Emerald Multi Sukses dilakukan di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Saat itu, penandatanganan dilakukan oleh Kepala Badan Litbang Kesehatan Slamet dengan General Manager PT Rama Emerald Multi Sukses, Sim Eng Siu, serta disaksikan oleh Terawan. PT Rama Emerald Multi Sukses sudah mendapatkan lisensi untuk mengembangkan vaksin sel dendrintik dari PT AIVITA Biomedical Inc yang berlokasi di Amerika Serikat.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/08/15214091/terawan-tegaskan-vaksin-nusantara-merupakan-karya-anak-bangsa