Kita tidak perlu mempertanyakan ketepatan indikator dan metoda perhitungan GCI. Kita tidak perlu gusar mengapa Indonesia dengan jumlah penduduk 275 juta orang dibandingkan dengan Singapura yang berpenduduk 6 juta orang.
Kita juga tidak perlu risau, mengapa Indonesia yang anggota G-20 “kalah baik” dari Siprus (ke-16), padahal kita sudah cukup berbuat banyak dalam hampir semua kategori, termasuk kebudayaan kita yang diterima baik dunia, atau kemampuan kita sejauh ini dalam mengendalikan pandemi Covid-19.
Kita juga perlu memaklumi bahwa beberapa dari ke-35 indikator pembentuk GCI, Indonesia mendapat angka rendah, bukan karena secara absolut nilainya kecil, namun karena harus dibagi dengan angka PDB Indonesia yang besar, sehingga skornya menjadi kecil.
Bagaimanapun, GCI dapat bermanfaat bagi kita untuk mendorong kita bekerja lebih keras lagi untuk mencapai hasil yang lebih baik dari apa yang sudah kita capai saat ini.
Jangan sampai kita bekerja keras dan mengeluarkan dana banyak, namun hasilnya tidak signifikan.
Jangan sampai kita mengutamakan suatu hal yang penting bagi kita, tetapi mengabaikan hal lain yang penting bagi dunia.
Kita perlu bekerja lebih keras, lebih cerdas dan lebih terukur.
Dunia mengamati hasil karya kita. Bukan hanya wacana dan rencana, namun juga bukti yang konkret bahwa kita ikut membuat dunia menjadi lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.