mJAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta anak-anak dan staf di sekolah mendapatkan vaksinasi lengkap dan dosis ketiga sebagai penguat (booster) sebelum masuk sekolah dan melakukan Pelajaran Tatap Muka (PTM).
Ketua Satgas Imunisasi IDAI Hartono Gunardi meminta para orangtua mengikuti Bulan Imunisasi Anak Nasional.
Orang tua perlu melengkapi imunisasi dasar dan booster untuk anak balita, imunisasi MR tambahan dan imunisasi dengan vaksin baru yaitu vaksin pneumokokus (PCV) yang berguna untuk mencegah radang paru.
Baca juga: Kemendikbud Ristek: PTM Tetap Jalan Meski Ada Varian Baru Covid-19
"Anak usia 6 tahun ke atas perlu imunisasi Covid-19 sebanyak 2 kali. Jadi imunisasi rutin dan vaksinasi Covid-19 diperlukan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit infeksi," ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/7/2022).
Hartono menuturkan, vaksinasi Covid-19 untuk anak anak dengan komorbiditas perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak.
Komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lainnya.
IDAI juga meminta pihak sekolah, dinas pendidikan dan pemerintah daerah setempat berkolaborasi dengan orang tua dan dinas kesehatan dalam memastikan keamanan dan keselamatan anak.
Caranya dengan melakukan testing pada anak dengan gejala Covid-19, patuh dan disiplin protokol kesehatan, serta tidak membawa anak ke luar rumah apabila ada gejala demam/batuk/pilek/diare.
"Protokol kesehatan terutama fokus pada penggunaan masker wajib untuk semua orang berusia di atas 2 tahun, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak makan bersamaan, memastikan sirkulasi udara terjaga, serta mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya," tutur Hartono.
Ketua Umum PP IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, vaksinasi dan pencegahan tersebut perlu dilakukan lantaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 jauh lebih mudah menular dibanding varian awalnya.
Kata dia, subvarian baru berpotensi menyebabkan gelombang kasus berikutnya. Data terkini menunjukkan adanya peningkatan kasus Covid-19 pada bayi dan anak yang membutuhkan perawatan.
Baca juga: PPKM Level 1 Jabodetabek, Sekolah Bisa Gelar PTM 100 Persen
"Selain itu juga ada peningkatan kasus Multisystem Inflammatory System in Children (MIS-C) dan potensi kasus Long Covid-19 pada anak di Indonesia," jelasnya.
Dia juga menyoroti turunnya protokol kesehatan pada musim liburan panjang ini. Padahal, anak memiliki risiko yang sama dengan dewasa untuk terinfeksi Covid-19, bahkan berpotensi mengalami komplikasi MIS-C dan Long Covid-19, sehingga pencegahan adalah yang utama.
"Kami mengimbau orangtua untuk tidak membawa anak ke tempat keramaian di masa liburan sekolah, serta mengajarkan anak supaya cakap dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," pintanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.