“Mohon doa dari bapak ibu sekalian yang hadir pada hari ini, mudah-mudahan seluruh rangkaian milad kali ini berjalan lancar dan penuh khidmat,” katanya.
Dia juga mengapresiasi dukungan dan kolaborasi semua pihak dalam menyemarakkan dan menyukseskan Milad ke-29 Dompet Dhuafa.
Sebagai informasi, Milad 29 Tahun Dompet Dhuafa juga dimeriahkan dengan pertunjukkan vertical rescue dari Tim Srikandi Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa yang membawa baliho berukuran raksasa bergambarkan logo Milad 29 Tahun Dompet Dhuafa dari atas Gedung Philanthropy.
Selain itu, dilakukan pula prosesi potong tumpeng sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas berbagai keberhasilan capaian Dompet Dhuafa selama ini.
Baca juga: Meriahkan HUT Ke-495 Kota Jakarta, DMC Dompet Dhuafa Kampanyekan Tanggap Darurat di Daerah Perkotaan
Prosesi pemotongan tumpeng dilakukan Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa yaitu Parni Hadi yang disaksikan langsung seluruh jajaran manajemen dan pengurus Dompet Dhuafa.
Kemeriahan Milad 29 Tahun Dompet Dhuafa masih akan berlanjut dengan berbagai rangkaian kegiatan menarik di dalamnya.
Setelah acara milad di Gedung Philanthropy Dompet Dhuafa, digelar pula Fun Walk di Car Free Day (CFD) Jakarta, pada Minggu 3 Juli 2022.
Selanjutnya, rangkaian tersebut akan ditutup dengan syukuran oleh seluruh insan Dompet Dhuafa di Gedung Philanthropy pada Senin 4 Juli 2022.
Acara pada hari ini turut diisi dengan pembacaan puisi renungan karya Parni Hadi. Puisi ini menjelaskan bagaimana trilogi kemiskinan dan bencana yang telah dijelaskan dalam sambutan sebelumnya.
Sejatinya puisi ini harus menjadi renungan bagi seluruh insan Dompet Dhuafa dan masyarakat Indonesia.
Baca juga: Lewat Kurbanaval 2022, Dompet Dhuafa Tebar Hewan Kurban ke Pelosok Indonesia
Berikut puisi Karya Parni Hadi yang berjudul Orang Miskin Pindah Tempat.
Orang miskin pindah tempat,
dari desa ke kota dan pinggirannya.
Wajah kemiskinan tetap melekat,
sedikit beda cuma gaya penampilannya.
Dari orang desa menjadi orang kota,
gaya bicara dan pakaian coba beda,
tapi kebiasaan lama tetap seperti biasa.
Ini gegara urbanisasi.
Desa tidak menarik lagi,