Sebelum ada jalan aspal, warga yang sakit atau hendak bersalin harus dibawa menggunakan tandu sejauh 5 kilometer menuju Desa Mareje Timur. Dari desa ini, warga Dusun Aik Mual mencari kendaraan untuk membawa pasien ke puskesmas.
“Karena jalan ini (di Dusun Aik Mual) tahun 2020 baru diaspal, sebelumnya tidak ada. Hanya ada jalan tanah, (ditandu) sekitar 5 kilometer ke Mareje Timur,” ujar Multazam, saat ditemui di kediamannya, Jumat (24/6/2022).
Persoalan lainnya yakni akses terhadap air bersih. Istri Multazam, Rabiah (21), harus berjalan sekitar 400 meter melewati perbukitan untuk mengambil air di sumur dangkal.
“Termasuk saya, kalau ambil air pakai jeriken, ada sumur dangkal,” kata laki-laki kelahiran 30 Agustus 1991 itu.
Baca juga: Ketua DPD Minta Pemerintah Tekan Jumlah Daerah Tertinggal
Dusun Aik Mual merupakan salah satu daerah dampingan YTBN sejak 2016. Program pertama Bakti Nusantara ketika itu yakni membangun gedung madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah bersama Kodim 1606 Lombok Barat.
Kemudian, pada Agustus 2021, YTBN menggagas pembangunan puskesmas pembantu (pustu) plus, sumur sedalam 120 meter sebagai sumber air bersih, dan toilet komunal. AFC Life Science Indonesia sebagai donatur utama memberikan dana senilai Rp 2 miliar untuk mendirikan bangunan seluas 500 meter persegi beserta alat kesehatannya.
Pustu plus memiliki fasilitas yang lebih lengkap ketimbang puskesmas pembantu biasa. Terdapat ruang rawat inap, ruang bersalin, ruang pemulihan pasca-persalinan, hingga inkubator di Pustu Plus Aik Mual. Kemudian, dokter umum dari pukesmas dijadwalkan berkunjung tiga kali dalam satu pekan.
Menurut salah satu pendiri YTBN, Aryo Saloko, keberadaan pustu plus dapat berdampak pada 3.000 orang, tidak hanya warga di Dusun Aik Mual, tetapi juga empat dusun lainnya, yaitu Aik Mual Utara, Menomang, Bunblang, dan Bunblang Utara.
Sementara, pembangunan sumur sedalam 120 meter menghabiskan dana Rp 220 juta. Sebanyak Rp 40 juta diperoleh melalui mekanisme crowdfunding, sisanya berasal dari donatur.
Untuk pembangunan tempat penampungan air atau tandon dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dan anggaran untuk membangun toilet komunal berasal dari donasi Kepolisian Daerah (Polda) NTB.
“Kami datang benar-benar dengan keinginan untuk berbakti, memberikan apa yang kami punya untuk membantu masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar),” ucap Aryo.
Baca juga: Dua Kabupaten di Banten Keluar dari Status Daerah Tertinggal
Setelah pustu plus selesai dibangun, YTBN menyerahkan fasilitas kesehatan itu kepada Pemkab Lombok Barat. Sebelum diserahkan, YTBN telah menganggarkan dana operasional selama dua tahun.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan, pemerintah akan memastikan keberlangsungan operasional pustu plus setelah dua tahun ke depan. Sebab, dana operasional akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Selain itu, Fauzan menuturkan, pemkab sudah memiliki rencana untuk membangun akses jalan antar-dusun, sehingga masyarakat dapat mengakses Pustu Plus Aik Mual dengan mudah.
“Sejak awal kami sudah sepakat, selama dua tahun semua biaya operasional ditanggung oleh yayasan. Setelah dua tahun itu nanti akan resmi dianggarkan oleh pemda sehingga keberlangsungan tetap terjamin. Nanti biaya operasionalnya dari APBD,” kata Fauzan.
Baca juga: Empat Daerah di Jatim Lepaskan Status Daerah Tertinggal