Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak PKBIB, Partai Bentukan Yenny Wahid yang Disindir Cak Imin Gagal ke Pemilu

Kompas.com - 24/06/2022, 12:26 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berseteru dengan putri kedua Gus Dur, Zaanuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid.

Cak Imin, begitu sapaan Muhaimin, meradang karena pernyataan Yenny. Dia bahkan menyinggung partai yang pernah dibentuk Yenny gagal melaju ke Pemilu 2014.

Lantas, partai apa yang disinggung Cak Imin?

Baca juga: Perseteruan Cak Imin Vs Yenny Wahid dan Luka Lama Konflik PKB...

Semua ini bermula pada April 2008 silam, ketika Yenny dipecat oleh Cak Imin dari kursi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB. Kala itu, Imin menjabat sebagai ketua umum partai.

Kubu Cak Imin mengeklaim, pemecatan itu didasari atas laporan tim investigasi DPP PKB yang menyebutkan bahwa Yenny terbukti melakukan tindakan indisipliner serta perbuatan yang mengancam keutuhan partai.

Atas pemecatan itu, Yenny Wahid mengaku cuek. Namun, empat tahun pascakonflik, putri kedua Gus Dur tersebut membentuk partai baru bernama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).

Partai itu merupakan peleburan dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru yang dipimpin Kartini Sjahrir, istri mendiang ekonom Sjahrir yang juga adik dari Luhut Binsar Pandjaitan.

PKBIB dideklarasikan pada 12 Juli 2012. Yenny pun ditetapkan sebagai ketua umum.

Namun, jelang Pemilu 2014, partai tersebut tak lolos verifikasi faktual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). PKBIB pun gagal menjadi peserta pemilu.

Baca juga: PKB Nilai Beda Pandangannya dengan PBNU Tak Pengaruhi Partai Lain untuk Berkoalisi

Atas kegagalan tersebut, Yenny sempat melarang para kader partainya berpindah ke PKB.

"Kami sudah buat garis, rambu-rambu, yang penting tidak ke PKB dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera)," kata Yenny di Jakarta, 16 April 2013 silam.

Yenny tak masalah jika kader PKBIB berpindah haluan. Namun, ia hanya mengizinkan kader partainya beralih ke parpol-parpol di luar PKB dan PKS.

Meski dilarang Yenny, PKB mengeklaim bahwa puluhan kader PKBIB tetap migrasi ke partai pimpinan Muhaimin itu.

"Jadi, larangan Yenny tak akan berpengaruh," kata anggota Lembaga Pemenangan Pemilu PKB Irwan Suhanto, di Jakarta, 17 April 2013.

Yenny sendiri sempat mendapat tawaran dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk bergabung ke partai bintang mercy tersebut. Namun, dia menolaknya.

Kala itu, Yenny mengatakan akan terus mengupayakan agar partainya lolos sebagai peserta Pemilu 2019.

Baca juga: Ketegangan Hubungan PKB dengan PBNU Dinilai Bikin Partai Pikir-pikir untuk Koalisi

"PKBIB akan terus kita upayakan menjadi peserta Pemilu 2019. Kita akan terus melakukan konsolidasi supaya PKBIB bisa terus berkiprah dalam proses politik Indonesia," kata Yenny di Kantor PKBIB di Jakarta, 16 April 2013.

Tahun berganti, PKBIB tak ada suaranya lagi. Pada akhirnya, partai tersebut tak terdengar kiprahnya di Pemilu 2019 hingga kini.

Duduk perkara

Keributan antara Muhaimin dan Yenny Wahid bermula dari pernyataan Yenny yang menyebut bahwa dirinya tidak lagi menjadi bagian dari PKB yang kini dipimpin oleh Muhaimin. Yenny mengatakan, dia bagian dari PKB Gus Dur.

"Saya PKB Gus Dur, bukan PKB Cak Imin," kata Yenny usai menghadiri acara di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022), seperti dikutip dari Kompas TV, Kamis (23/6/2022).

Baca juga: PKB Klaim Bentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan Gerindra, Peresmiannya Tinggal Tunggu Waktu

Yenny juga menyinggung minimnya elektabilitas Muhaimin. Dia bilang, politisi yang elektabilitasnya rendah hendaknya tak memaksakan diri untuk maju di Pemilu Presiden 2024.

"Kita mengimbau politisi yang surveinya nggak terlalu ngangkat nggak usah terlalu ngotot (maju Pilpres)," ujarnya.

Selain itu, Yenny juga menyinggung ketegangan hubungan Muhaimin dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. Dia mengatakan, pimpinan PKB seharusnya tak berseberangan dengan PBNU.

"Saya rasa yang paling utama, Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," katanya.

Sentilan Yenny membuat Muhaimin meradang. Melalui akun Twitter pribadinya, @cakimiNOW, Imin menyebut bahwa Yenny bukan bagian dari PKB.

"Yenny itu bukan PKB," kata Muhaimin, Rabu (23/6/2022). Kompas.com telah diizinkan mengutip kicauan tersebut oleh Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat ditemui di Alun-alun Kota Tangerang, Minggu (12/6/2022).KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat ditemui di Alun-alun Kota Tangerang, Minggu (12/6/2022).

Di situlah, Imin menyinggung partai yang pernah dibentuk Yenny yang tak lolos menjadi peserta pemilu.

Keponakan Gus Dur tersebut juga bilang, Yenny beberapa kali menyerang PKB, tapi ternyata tak berdampak apa-apa.

"Bikin partai sendiri aja gagal lolos. Beberapa kali pemilu nyerang PKB nggak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya," ucap Muhaimin.

"Jadi ngapain ikut-ikut ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu. PKB sudah aman nyaman kok," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com