Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Megawati Pecat Kader yang Main Dua Kaki untuk Pilpres, Sindiran buat Ganjar?

Kompas.com - 22/06/2022, 10:08 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kembali jadi sorotan.

Baru-baru ini, dia mewanti-wanti jajarannya agar tak melakukan manuver politik untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Megawati bahkan mengancam akan memecat kader yang bermanuver politik.

Pernyataan ini memunculkan spekulasi bahwa ancaman keras Megawati sejatinya merespons dinamika politik belakangan yang tak lepas dari salah satu kadernya, Ganjar Pranowo.

Sebagaimana diketahui, sejumlah partai melirik Gubernur Jawa Tengah itu untuk kepentingan pilpres mendatang. Nama Ganjar masuk dalam bursa pilpres Partai Nasdem, juga disebut-sebut masuk dalam radar capres Koalisi Indonesia Bersatu.

Baca juga: Ancam Pecat Kader PDI-P yang Manuver Politik, Megawati: Main Dua Kaki, Tiga Kaki, Keluar!

Ultimatum Megawati

Ancaman Megawati soal kader yang bermanuver disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P yang digelar Selasa (21/6/2022).

Dalam rakernas itu, hadir para elite partai banteng, termasuk Ganjar Pranowo.

"Kalian, siapa yang berbuat manuver-manuver, keluar! Karena apa, tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver!" kata Megawati di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: Kala Megawati sampai 4 Kali Ancam Kadernya Out...

Presiden ke-5 RI itu menegaskan, dirinya memiliki hak prerogatif untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden berdasarkan amanat Kongres V PDI-P.

Oleh karenanya, seluruh kader PDI-P diminta patuh menunggu mandat pencalonan presiden dari Megawati.

"Ingat lho! Lebih baik keluar deh, daripada saya pecati lho kamu, saya pecati lho," imbuh dia.

Megawati melanjutkan, kader PDI-P harus patuh aturan partai. Kader yang hanya ingin tampil tidak dibutuhkan di PDI-P.

"Inilah organisasi dari sebuah partai yang namanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang mengikuti aturan partainya dan solid bersama dengan rakyat. Lha kalau hanya mau mejeng-mejeng aja, duh enggak deh," katanya.

Buat seluruh kader

Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pun menjelaskan bahwa pernyataan Megawati yang meminta kadernya tidak bermain “dua kaki” ditujukan kepada kader di seluruh Indonesia.

Dia mengatakan, ibunya bermaksud mengingatkan semua kader partai banteng untuk disiplin dan mengikuti aturan partai terkait pilpres.

“Bahwa kita ikuti semua aturan partai yang ada, disiplin, dan ikuti tahapan-tahapan pemilu, konsolidasi, konsolidasi di daerah untuk bisa bersama-sama Tiga Pilar itu memenangkan pemilu,” ujar Puan di Sekolah Kader PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: Puan Sebut Pujian Megawati Kepadanya Bukan Sinyal Untuk Dukung Maju Pilpres 2024

Selain itu, Puan juga menjelaskan maksud pertanyaan Megawati mengenai kader partai tak boleh bermain “mejeng-mejeng” saja.

Menurut dia, pernyataan itu tak menyasar individu tertentu di partai. Melainkan merupakan seruan untuk semua kader.

“Kalau mungkin saya bisa mengatakan, ini tidak ditunjukkan untuk orang per orang atau oknum individu-individu. Ini disampaikan secara menyeluruh pada semua kader yang hadir saat luring ataupun daring," ujar Puan.

"Saya pun disitu sebagai kader,” lanjut Ketua DPR RI itu.

Sentil Ganjar?

Melihat ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai bahwa lewat pernyataannya Megawati sebenarnya hendak mengingatkan para kader PDI-P agar tak tergoda iming-iming partai politik lain.

Megawati ingin menegaskan bahwa perihal pilpres sepenuhnya menjadi kewenangan dirinya.

Baca juga: Pekik Merdeka dan Jabat Tangan Ganjar Pranowo-Bambang Pacul Setahun Setelah Seteru...

"Karena memang PDI-P ini kan partainya cukup sentralistis di mana fatsun politik Megawati itu dianggap di atas segala-galanya, nggak peduli kadernya itu jadi presiden, jadi bupati, jadi gubernur, kalau sudah hadir ke acara partai ya partai di atas segala-galanya," kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (22/6/2022).

Menurut Adi, Ganjar tak akan merasa disindir ataupun diultimatum oleh pernyataan Megawati ini.

Sebab, pasca-namanya masuk dalam bursa capres Nasdem, Gubernur Jawa Tengah itu telah menegaskan bahwa dirinya merupakan kader PDI-P yang akan tegak lurus pada perintah Megawati sebagai Ketua Umum partai.

"Ganjar tidak merasa disindir ataupun merasa diultimatum karena bagi Ganjar apa yang selama ini dilakukan sudah sesuai dengan fatsun politik PDI-P," ujar Adi.

"Sekalipun namanya dimasukkan dalam nominasi capres Nasdem, Ganjar kan langsung merespon bahwa dia tetap PDI-P karena itu sebagai bentuk penolakan," tuturnya.

Vudeo vlog Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat bertemu MegawatiKOMPAS.com/tangkapan layar Vudeo vlog Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat bertemu Megawati

Sebaliknya, lanjut Adi, pernyataan Mega merupakan bentuk sindiran untuk partai-partai lain yang hendak "membajak" kadernya.

Lewat pernyataannya, Mega ingin menunjukkan bahwa partainya punya kuasa penuh atas kader-kadernya, termasuk ihwal pencalonan pilpres.

"PDIP tentu merasa nggak senang karena ada Nasdem yang dianggap mendahului mengunggah nama capres yang dari PDI-P, sementara PDI-P itu sampai sekarang masih nahan-nahan soal capres yang akan diusung," katanya.

Oleh karenanya, melihat ini, Adi menilai bahwa Ganjar masih punya peluang untuk diusung sebagai capres oleh PDI-P.

Baca juga: Nasdem Usulkan Ganjar sebagai Bakal Capres, Puan Sebut PDI-P Tak Terganggu

Namun demikian, mau tak mau Ganjar harus berebut tiket panggung pilpres dengan putri mahkota partai, Puan Maharani.

"Sekalipun Ganjar sering dikritik, tetapi dia di survei kuat. Tapi kan harus berkompetisi dengan Puan yang sekalipun elektabilitasnya nggak kuat, tapi kan didukung oleh struktur partai. Sama-sama rumit," kata Adi.

Bursa capres Nasdem

Sebagaimana diketahui, nama Ganjar diumumkan masuk dalam bursa capres Nasdem pada Rakernas Nasdem yang digelar Jumat (17/6/2022).

Selain Ganjar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga masuk dalam bursa capres partai pimpinan Surya Paloh itu.

Terkait ini, Ganjar telah angkat bicara. Ganjar menegaskan, dirinya merupakan kader partai banteng yang akan tegak lurus pada arahan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri.

“Ya semua orang bisa memberikan, kami menghormati partai apa pun, gitu ya, karena saya anggota PDI-P tentu keputusan tegak lurus pada Ibu Ketum. Itu sudah menjadi rumus seluruh anggota partai,” kata Ganjar ditemui di Sekolah Partai PDI-P, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/7/2022).

Baca juga: Jika Tak Diusulkan PDIP Jadi Capres, Ganjar: Itu Hak Prerogatif Ibu Ketum

Selain oleh Nasdem, nama Ganjar sempat disinggung oleh Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun demikian, Gubernur Jawa Tengah itu enggan menanggapi lebih jauh mengenai partai lain yang mengaku mendukung atau akan mengusungnya sebagai calon presiden.

Menurut dia, pemilu masih jauh dan masih banyak tugas yang harus ia selesaikan sebagai gubernur.

"Kita masih diminta untuk menyiapkan soal UKM, soal pangan pendamping beras, lebih baik saya mengerjakan dulu tugas saya sebagai Gubernur,” kata Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com