Karena, lanjut Agung, beberapa anggota menteri menjadi kandidat, dan dalam beberapa kesempatan Jokowi turut memberikan restu.
"Hubungan timbal-balik semacam ini bagi para menteri maupun bukan menteri penting, agar jalan mereka menuju arena pilpres berlangsung lancar. Sementara di sisi Presiden Jokowi, kepentingannya agar program-program yang ia jalankan selama ini bisa terus berlanjut (legacy)," terangnya.
Baca juga: Reshuffle dan Jamuan Makan Siang Jokowi untuk Tujuh Ketum Partai Politik
Dia juga menyarankan partai-partai yang berada di luar pemerintahan seperti PKS dan Demokrat untuk memanfaatkan momen, di mana saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menjalankan mekanisme skema pengawasan yang efektif.
Hal ini dilakukan agar kinerja Kabinet Indonesia Maju semakin lebih baik. Apabila pengawasan sukses dijalankan, ujung-ujungnya partai juga bakal menerima insentif elektoral.
"Publik harus siap secara lahir batin memasuki tahun politik. Sehingga menuntut kedewasaan dalam menyikapi setiap perbedaan demi menghindari terjadinya pembelahan sosial seperti dua pemilu sebelumnya. Di saat yang sama juga ‘harus maklum’ ketika problem ekonomi semakin kompleks," imbuh Agung.
Presiden Jokowi melantik Zulhas menjadi Mendag menggantikan Muhammad Lutfi. Sementara, eks Panglima TNI Marsekal (Purnawirawan) Hadi Tjahjanto ditunjuk menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggantikan Sofyan Djalil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.