Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Lebih Memikat Hati Pemilih PDI-P, Wasekjen: Semua Kita Ramu Jadi Satu Strategi Pemenangan

Kompas.com - 14/06/2022, 17:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Arif Wibowo tak memungkiri bahwa hasil survei terkait elektabilitas bakal capres-cawapres juga menjadi pertimbangan untuk pengusungan calon presiden partainya.

Hal tersebut disampaikan Arif ketika ditanya soal hasil survei Charta Politika terkini bahwa lebih dari 50 persen pemilih PDI-P memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.

"Bahwa ada survei, ada teori, ada konsep, dan sebagainya, itu semua kita ramu menjadi satu strategi pemenangan," kata Arif ditemui di Grand Paragon, Jakarta, Selasa (14/6/2022).

Kendati demikian, Arif mengaku tak bisa berandai-andai Ganjar kelak akan diusung PDI-P. Sebab, hal itu merupakan keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Survei Charta Politika: Ganjar Kuasai Lumbung Suara Jokowi, Anies Kikis Basis Prabowo

"Ya tergantung keputusan ibu ketum. Konstitusi partai kami, kewenangan menentukan capres-cawapres, menteri-wamen adalah prerogatif bu ketum," ujarnya.

Ia menambahkan, PDI-P juga enggan berandai-andai terkait pencapresan. Oleh karenanya PDI-P fokus bergerak di lapangan dengan keyakinan bahwa elektoral partai akan naik sendirinya.

"Kalau berandai-andai susah. Jadi kita bergerak di lapangan. Pemilu itu realitas, bukan berkhayal, tidak berandai," imbuhnya.

Lebih jauh, Arif juga mengaku PDI-P tak ambil pusing dengan banyaknya relawan-relawan mengatasnamakan dukungan untuk Ganjar maupun Ketua DPP PDI-P Puan Maharani yang disebut bakal capres.

Arif mempersilakan para relawan itu bertindak untuk menyatakan dukungan kepada Ganjar maupun Puan.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Tertinggi dengan 28,9 Persen, Disusul Ganjar dan Anies

"Santai saja. Relawan-relawan biarkan semaunya," pungkas dia.

Sebelumnya, survei yang dilakukan Charta Politika mengungkap bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lebih memikat bagi sebagian besar konstituen PDI-P daripada Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai bakal calon presiden 2024.

"Kita akan menunggu keputusan Ibu Megawati Soekarnoputri, tapi 68,5 persen dari seluruh pemilih PDI-P yang jumlahnya 24,1 persen (dari seluruh partai politik) memilih Ganjar Pranowo dalam pertanyaan simulasi 10 nama capres," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam jumpa pers, Senin (13/6/2022).

Keterpilihan Puan Maharani pada pemilih PDI-P bahkan masih kalah dibandingkan rival partai berlambang banteng tersebut pada 2019, yakni Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Sebesar 9,7 persen di peringkat kedua memilih Prabowo dan hanya 6,2 persen yang menyatakan memilih Mbak Puan Maharani," kata Yunarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com