Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Prediksi Bank Dunia dan IMF, Jokowi: 60 Negara Akan Ambruk Ekonominya

Kompas.com - 14/06/2022, 12:48 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, sekitar 60 negara akan ambruk perekonomiannya karena ancaman krisis dan situasi global yang tak menentu.

Ini merupakan prediksi dari Bank Dunia atau World Bank dan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).

"Bank Dunia, IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata Jokowi saat membuka Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/6/2022).

Baca juga: Singgung Pandemi hingga Inflasi, Jokowi: Kita Harus Siap jika Krisis Ini Berlanjut Tahun Depan

Jokowi mengatakan, dirinya sudah berulang kali menyampaikan bahwa situasi saat ini tidak mudah karena ketidakpastian global. Terdapat ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, hingga ancaman kenaikan inflasi di semua negara di dunia.

Oleh karenanya, presiden meminta jajarannya betul-betul menyiapkan diri, utamanya di sektor pangan dan energi.

"Kita ini negara besar, pangannya juga butuh pangan yang besar, energinya juga butuh energi yang besar baik untuk kendaraan, maupun untuk industri, rumah tangga, dan lain-lainnya," ujar Jokowi.

"Tetapi ancaman krisis pangan ini juga bisa kita jadikan peluang karena lahan kita besar. Banyak yang belum dimanfaatkan, banyak yang belum produktif," tuturnya.

Baca juga: Sebut Dunia Akan Hadapi Krisis Pangan, Jokowi: Kita Harus Ada Rencana Besar

Jokowi mencontohkan ancaman krisis pangan yang terjadi di suatu negara. Dia mengungkapkan, dua hari lalu mendapat telepon dari seorang perdana menteri.

Tanpa menyebut sosok yang dimaksud, Jokowi bilang, perdana menteri itu memohon-mohon supaya ia mengirimkan minyak goreng. Sebab, stok minyak goreng di negara tersebut kosong.

Jika kondisi ini terus berlangsung, dipastikan akan terjadi krisis sosial, yang bakal berimbas pada ekonomi dan politik.

"Dan itu sudah terjadi di negara yang namanya Sri Lanka," ucap Jokowi.

Atas situasi tersebut, Jokowi meminta jajarannya memiliki kepekaan atas krisis. Dia mewanti-wanti supaya seluruh kebijakan diperhitungkan dengan matang.

"Kita semuanya harus tahu, harus mempunyai kepekaan, harus mempunyai sense of crisis semuanya. Kerja sekarang ini tidak bisa hanya makronya, tidak bisa. Mikronya, detail harus tahu," kata kepala negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com