Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Demokrat Masih Tunggu Momentum soal Koalisi Pilpres 2024

Kompas.com - 12/06/2022, 18:03 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat tengah menunggu momentum yang tepat untuk menyampaikan sikap dalam menentukan koalisi menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, Partai Demokrat sudah memiliki beberapa pilihan koalisi sebagai bentuk dari kerja lobi-lobi politik selama ini.

Baca juga: Soal Koalisi PKB-PKS, Demokrat: Pendaftaran Capres dan Cawapres Masih di Pengujung 2023

Hanya saja, Partai Demokrat masih menunggu momentum yang tepat untuk menyampaikan sikap tersebut.

“Karena kemenangan adalah soal momentum,” kata Herzaky kepada Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Herzaky mengatakan, Demokrat mempunyai sejumlah kriteria koalisi. Antara lain, koalisi yang memiliki semangat memperjuangkan perubahan dan perbaikan.

Selain itu, Demokrat berharap koalisi tersebut mempunyai keinginan untuk mewujudkan pemerintahan dan kepemimpinan yang memperjuangkan rakyat.

Baca juga: PKB-PKS Jajaki Koalisi, Demokrat: Komunikasi antara Kita Terjalin Baik

Perjuangan tersebut dapat diimplementasikan melalui program-program yang lebih berpihak pada rakyat.

“Karena inilah yang diinginkan oleh rakyat, seperti yang mereka sampaikan secara langsung kepada Ketum AHY maupun melalui kader-kader kami yang turun langsung menyapa dan membantu rakyat di seluruh pelosok Indonesia,” ujar Herzaky.

Pihaknya juga berharap koalisi tersebut dapat sama-sama bersepakat dan berupaya kerja keras memenangkan kandidat yang diusung agar menang dan terpilih pada Pilpres 2024.

“Terakhir, pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dipilih benar-benar sesuai dengan kehendak rakyat, yang memiliki potensi terbesar dipilih oleh rakyat, agar bisa memenangkan Pilpres 2024,” imbuh dia.

Baca juga: Nasdem dan Demokrat Dinilai Sulit Berkoalisi

Diketahui, Partai Demokrat melakukan beberapa langkah politik beberapa waktu belakangan.

Pada 7 Mei 2022, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi rumah dinas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kompleks Widya Chandra 3, Nomor 6, Jakarta Selatan.

Tak lama berselang, 12 Mei 2022, Partai Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Baca juga: Buka Peluang Koalisi dengan PKS, Waketum PKB: Bisa Jadi Semut Merah, Kecil tapi Berasa

 

Selanjutnya, pada 5 Juni 2022, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan AHY bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta.

Kemudian, PKS dan PKB tengah menjajaki pembentukan koalisi yang akan dinamakan semut merah. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi menyebut, koalisi PKB dan PKS ini tengah menjajaki partai lain untuk bergabung, salah satunya Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com