“Saya mendengar banyak sekali masukan masyarakat hari ini terkait dengan wacana kenaikan tarif untuk turis lokal. Karena itu nanti saya akan minta pihak-pihak terkait untuk segera mengkaji lagi supaya tarif itu bisa diturunkan," kata Luhut, Senin (6/6/2022).
Baca juga: Tarif Borobudur Rp 750.000 Ditunda, Luhut: Kita Lihat Gimana Baiknya
Luhut pun akhirnya menegaskan bahwa pemerintah menunda rencana kenaikan tarif tiket. Ia mengaku bakal memperhatikan berbagai masukan dan saran dari masyarakat sebelum mengambil keputusan
"Jadi soal tiket itu saya kira kita hold aja dulu. Kita lihat lagi nanti gimana baiknya," kata Luhut ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Kendati demikian, Politisi Partai Golkar itu mengeklaim, rencana kenaikan tarif tersebut sudah berdasarkan studi yang komprehensif.
Menurutnya, tarif tiket dinaikan menjadi Rp 750.000 setelah mempertimbangkan potensi lonjakan turis setelah selesainya pembangunan tol yang mengarah ke Magelang maupun Yogyakarta dari Semarang.
"Itu bisa berapa belas juta atau berapa puluh juta orang yang akan lewat sana. Jadi akan masuk nanti ke Borobudur jutaan jumlahnya pengunjung. Itu harus kita tata kan," imbuh Luhut.
Baca juga: Luhut Beberkan 27 Tugas dari Jokowi untuk Dia
Lebih jauh, Luhut mengaku bahwa rencana tersebut juga sudah berdasar pertimbangan pihak Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Ia mengatakan, rencana kenaikan tarif ini juga diiringi dengan perbaikan atau penataan candi. Menurut Luhut, meski saat ini untuk naik ke stupa candi masih ditutup, telah ada perubahan yang signifikan di area kompleksnya.
"Nah sekarang ini masih kita tutup itu candinya, masih tertutup, tapi kalau kamu sekarang pergi, Borobudur itu sudah berubah," ungkapnya.
Luhut pun menegaskan bahwa harga tiket untuk pelajar tetap Rp 5.000. Bahkan, menurut dia, tadinya ia ingin menetapkan harga bagi pelajar yaitu Rp 1.
"Tadinya malah saya usulkan Rp 1, tapi enggak ada uang 1 rupiah ya gimana," kata Luhut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.