Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Memaknai Jalan Sunyi Buya Syafii Maarif

Kompas.com - 03/06/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bukan jubah dan tunggangan yang membuatmu hebat bertaji
Tapi dari sikap dan ajaranmu yang bermakna
Bukan dari kemewahan dunia yang kau perlihatkan
Tapi dari keteguhanmu melawan arus

Sementara yang lain lagak bergaya seolah hebat
Justru dirimu tafakur dalam kesunyian
Jika yang lain butuh pengakuan dan eksistensi
Justru darimulah kita beroleh makna kehidupan

Khawatir kami tidak bisa menemukan sosokmu (lagi) dalam kehidupan
Dunia ini sudah sesak dengan manusia bertopeng
Bejat seolah mulia, bodoh mematut pandai
Kami ingin, ada ratusan sosok sepertimu di tanah airku...yang gersang ketauladanan

(Sajak “Kehilangan Sangat”, saya gubah khusus untuk Almarhum Buya Safii Maarif)

Pria tua yang kerap bersepeda di Kawasan Perumahan Nogotirto Elok, Gamping, Sleman, Yogyakarta itu begitu saleh dalam kehidupannya.

Pernah ditawari jabatan komisaris – yang notabene banyak diperebutkan oleh anggota tim sukses pemenangan presiden atau relawan walau kontribusinya tidak jelas – namun ditolaknya dengan tegas.

Pernah diminta masuk menjadi anggota dewan pertimbangan presiden, pun ditampiknya pula.

Padahal sosok suluh Bangsa ini begitu besar kontribusinya terhadap peradaban dan sumbangsih pikir untuk kemajuan kehidupan.

Ya, Buya Safii Maarif telah memberikan teladan kehidupan yang saleh dan kesederhanaan yang begitu mengagumkan.

Kepulangannya ke dunia fana tanggal 27 Maret 2022 lalu, begitu ditangisi dan dikenang segala kebaikannya.

Membicarakan sisi baik dari pendiri Maarif Institut itu seperti tidak ada habisnya, tidak sanggup kata untuk menarasikan semuanya.

Sebagai penyandang gelar master dan doktor dari Universitas Chicago, AS serta mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, dengan pengaruhnya yang besar di lingkar terdalam pusaran politik nasional, seharusnya Buya bisa mendapatkan previladge yang selama ini begitu didamba dan dikejar orang.

Buya Safii tetaplah menjadi dirinya sendiri. Sosok ini tidak menyenangi kemewahan yang menyiksa bathinnya.

Tetap menikmati “gowes” dengan sepeda semenjananya menelusuri perkampungan dan jalan kecil persawahan, tetap menyapa dan menerima tamu tanpa terjadwal apalagi teragenda ketat seperti teman saya yang anggota Dewan terhormat.

Buya masih mau naik kereta komuter dan ikut berdesak-desakkan dengan penumpang lain. Buya tidak harus menjadi sosok yang selalu lantang mem-bully rezim yang tidak mengakomodirnya.

Tidak harus mendalilkan tindakakannya agar “benar” dan tidak memprovokasi umat dengan segala pengetahuannya.

Saya begitu kerap menyaksikan tingkah polah pejabat yang marah karena tidak disambut dengan protokoler.

Saya juga pernah membaca pejabat yang “melempar” pena ke arah pegawainya karena marah saat akan digunakan menandatangani berkas, tinta dalam pena sudah kering.

Buya begitu rela melepas atribut-atribut kemewahan yang layak diterimanya.

Sebagai bekas petinggi di organisasi yang memayungi instusi pendidikan dan rumah sakit di antaranya, Buya tetap membiasakan antre untuk mendapat giliran pemeriksaan medis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com