Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Atas Nama WTP, Menggapai Reputasi dengan Korupsi

Kompas.com - 08/05/2022, 09:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh karena itu, dalam perkembangan reputasi bukan hanya perlu ditumbuhkan, namun dirawat dan dikembangkan.

Atas dasar itu berarti organisasi pemerintah harus melakukan segala upaya untuk mempertahankan kualitas layanan dan kebijakan yang dibuat, membangun publisitas positif, serta terus mengingatkan publik akan keberadaan mereka.

Namun dalam perkembangannya masing-masing instansi pemerintah seakan dibebani usaha kecil atau besar dalam berkompetisi untuk membuktikan menjadi yang terbaik.

Dengan mengajukan penghargaan, organisasi memperoleh kesempatan secara resmi diakui oleh publik dan instansi lain, yang membawa reputasi ke tingkat yang sama sekali baru.

Selaras dengan hal tersebut dalam bidang pemerintahan ada banyak penghargaan yang menawarkan salah satu pendekatan paling kreatif dan efisien untuk membangun pengakuan.

Dari mulai penghargaan yang sebatas pengakuan hingga berkonsekuensi penambahan anggaran.

Dalam memahami pentingnya reputasi sejumlah pimpinan organisasi pemerintah, terlebih kepala daerah alih-alih membangun strategi komunikasi yang terukur dan terencana justru mencoba menggunakan pendekatan kerja apa pun yang membantu meningkatkan pengakuan dengan cara pintas dan ‘jalan tikus’.

Dari sanalah metode “pokok”-nya muncul; pokoknya menang, pokoknya terlihat, pokoknya hebat. Meski harus jalan korupsi bahkan menyuap lembaga pemeringkat.

Reputasi organisasi pemerintah sejatinya dibangun dari tiga pilar dasar, yaitu personal, identitas dan citra.

Sebuah proses yang harus ditempuh dengan komitmen dan konsisten, bukan tiba-tiba muncul dalam benak publik tanpa perencanaan.

Penting bagi organisasi pemerintah mengokohkan personal organisasi (organization personality) terkait visi dan misi, budaya/nilai inti, tujuan dan implementasi.

Selain itu harus memperkuat identitas organisasi (organization identity) yang terdiri atas branding, produk, perangkat komunikasi, dan lingkungan.

Terakhir, meningkatkan citra organisasi (organizational imaged) di antaranya seperti costumer image, community image, investor image, dan bureaucrat image.

Reputasi dan gap realitas

Mengelola reputasi secara efektif bagi organisasi pemerintah harus dimulai dengan menyadari bahwa reputasi adalah masalah persepsi.

Persepsi dari berbagai pemangku kepentingan seperti investor, masyarakat, penyedia barang dan jasa, birokrat, regulator, politisi, organisasi non-pemerintah, dan komunitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com