Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Serangan-serangan" Puan Maharani dan Kekhawatiran Menuju Pilpres 2024

Kompas.com - 29/04/2022, 06:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Belakangan, kata Puan, semakin banyak survei yang menyebut sejumlah sosok punya elektabilitas tinggi dan potensial menjadi calon presiden.

Survei juga memetakan nama-nama tokoh yang elektabilitasnya masih rendah sehingga diprediksi sulit memenangkan pilpres.

Menurut Puan, survei itu bisa jadi benar. Namun, PDI-P punya jaringan dan perangkat yang tidak diperhitungkan oleh survei.

“Sekarang ini kan banyak survei dan mengatakan yang tinggi (elektabilitasnya) si ABCDE. Yang tidak naik DEF dan tidak bisa maju 123," kata Puan.

"Survei itu betul karena jadi salah satu hal yang dipertimbangkan, tetapi kita PDI-P punya jaringan dan perangkat kadangkala tidak masuk dalam survei. Jangan terpengaruh dalam survei,” tutur putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri ini.

Khawatir dan takut

Melihat ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, serangan demi serangan yang dilemparkan Puan menunjukkan bahwa Ketua DPR RI itu sedang khawatir akan nasibnya menuju pencalonan presiden 2024.

Sebagai putri mahkota PDI-P, tentu kans Puan untuk dicalonkan sebagai presiden sangat besar. Namun, elektabilitasnya tak berkata demikian.

Baca juga: Puan Klaim Tak Ada Karpet Merah di Karier Politiknya: Pasti Perlu Perjuangan

Dalam survei berbagai lembaga, elektabilitas Puan hanya berkisar di angka 1 persen. Besaran ini kalah jauh dari pesaingnya di internal PDI-P, Ganjar Pranowo.

Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu selalu masuk di tiga besar dan hampir selalu melewati 20 persen, salip menyalip dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Lagi-lagi, sentilan-sentilan Puan diasumsikan sebagai bentuk rivalitasnya dengan Ganjar di internal PDI-P.

"Bisa jadi ada ketakutan dan rasa tak siap ada kader lain yang elektabilitasnya lebih tinggi dari Puan," kata Ujang kepada Kompas.com, Kamis (28/4/2022).

Ujang menilai, Puan seolah geregetan melihat Ganjar yang masih terus tancap gas pencitraan di media sosial, sementara dirinya merupakan putri mahkota partai.

Padahal, menurut Ujang, direstui atau tidak, diakui maupun tidak, elektabilitas Ganjar selalu lebih tinggi dari Puan.

"Puan melihat Ganjar itu tak sopan, karena melangkahi dirinya di partai, karena elektabilitasnya lebih tinggi darinya," ucapnya.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Ganjar Pranowo 26,7 Persen, Salip Prabowo Subianto

Sementara, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, berpendapat, bukan tidak mungkin sindiran-sindiran yang disampaikan Puan dialamatkan ke Ganjar Pranowo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com