Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Dinilai Mesti Genjot Elektabilitas Prabowo yang Menurun

Kompas.com - 26/04/2022, 13:33 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra dinilai punya pekerjaan rumah untuk melakukan evaluasi terhadap strategi politik mereka buat mengerek elektabilitas atau keterpilihan sang Ketua Umum, Prabowo Subianto, sebagai bakal calon dalam pemilihan presiden 2024 mendatang.

Menurut peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, terdapat perbedaan yang tajam antara tingkat elektabilitas dan popularitas Prabowo yang didapat melalui hasil survei.

Bawono mengatakan, jika merujuk hasil survei Indikator Politik Indonesia, tingkat popularitas Prabowo Subianto sudah di atas 96 persen. Hal itu menandakan hampir seluruh pemilih di Indonesia mengenal beliau

Akan tetapi, kata Bawono, tingkat elektabilitas Prabowo Subianto saat justru berada di kisaran angka 30 persen.

"Hal ini dapat menjadi acuan bagi kerja-kerja politik dari Partai Gerindra untuk bagaimana membuat Prabowo lebih disukai lagi oleh para pemilih," kata Bawono dalam keterangan pers kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2022).

Bawono mengatakan, tingkat keterpilihan turut menentukan penerimaan seorang figur politik di mata masyarakat. Maka dari itu menurut dia, meski popularitas Prabowo sangat tinggi bukan berarti menjadi pertanda semua masyarakat mau memilihnya jika maju sebagai calon presiden.

"Karena kan orang tidak mungkin akan memilih seorang bakal calon kalau dia tidak suka terhadap bakal calon itu, meskipun mengenal bakal calon itu," ujar Bawono.

Bawono memaparkan dalam simulasi Indikator Politik Indonesia, ada tiga nama yang masih menempati posisi tiga teratas dalam hal elektabilitas. Hal itu tidak berbeda jauh dari temuan survei pada Desember 2021 silam.

Menurut Bawono, dari hasil simulasi terlihat Prabowo Subianto menempati posisi elektabilitas tertinggi dengan 32.7 persen. Posisi di bawah Prabowo ditempati Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 30.8 persen dan Anies Baswedan dengan elektabilitas 24.9 persen.

Bawono mengatakan, apabila dibandingkan survei pada Desember 2021, terlihat dukungan terhadap Prabowo cenderung melemah. Pada survei Desember 2021 lalu elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 35.4 persen.

Bawono memaparkan perkiraan penyebab yang membuat elektabilitas Prabowo menurun. Menurut dia, kemungkinan besar ada kekecewaan dari sebagian besar pemilih Prabowo Subianto di dalam pilpres 2019 lalu karena pilihan mereka justru memutuskan untuk bergabung dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Konsekuensi dari hal itu juga adalah kelompok publik merasa tidak puas terhadap pemerintahan saat ini pun tidak akan lagi menjadikan Prabowo Subianto sebagai preferensi pilihan politik mereka," ujar Bawono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com