Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Mudik di Indonesia: Berawal dari Zaman Kerajaan, Kini Jadi Tradisi

Kompas.com - 21/04/2022, 14:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

Sementara, menurut Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Yuanda Zara, tradisi mudik ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia.

Kala itu, banyak masyarakat yang berbondong-bondong merantau ke Jakarta lantaran fokus pembangunan ada di ibu kota negara.

Setelah beberapa tahun tinggal, para pendatang itu rindu pada kampung halaman mereka. Berangkat dari situ, muncul fenomena pulang ke kampung halaman secara massal dari para pekerja di Jakarta.

Melihat ini, pemerintah pun memberikan perhatian serius. Tahun 1960-an jalur-jalur kereta api dari masa kolonial kembali dihidupkan di seluruh wilayah untuk memudahkan warga pulang ke kampung halaman.

Dalam perkembangannya, mudik juga dilakukan dengan moda transportasi bus, kapal, pesawat, bahkan mulai tahun 1980-an orang banyak mudik menggunakan kendaraan pribadi.

"Sampailah ke era sekarang yang kita lihat tadi itu telah berlangsung sekitar 70 tahun dalam skala yang besar, kalau sebelumnya hanya skala personal," kata Yuanda dilansir dari pemberitaan Historia.id, 9 Mei 2021.

Istilah "mudik"

Meski sudah menjadi tradisi sejak lama, istilah "mudik" baru populer di tahun 1970-an.

Menurut Silverio, sejak saat itu mudik dikenal sebagai tradisi yang dilakukan oleh perantau untuk kembali ke kampung halamannya dan berkumpul bersama keluarga, khususnya ketika Lebaran.

Baca juga: Polri Akan Tindak Ormas yang Minta THR Lebaran 2022 ke Warga dan Perusahaan

Mudik banyak dilakukan oleh perantau di Jakarta yang mayoritas berasal dari Jawa. Sementara, bagi masyarakat Jawa sendiri, "mudik" diartikan sebagai mulih dhisik atau pulang dulu. 

"Mudik menurut orang Jawa itu kan dari kata mulih dhisik yang bisa diartikan pulang dulu. Hanya sebentar untuk melihat keluarga setelah mereka menggelandang (merantau)," kata Silverio.

Di sisi lain, masyarakat Betawi mengartikan mudik sebagai "kembali ke udik". Dalam bahasa Betawi, "udik" berarti kampung.

Baca juga: Mudik Diprediksi Macet Parah, Jokowi Sebut Rekayasa Lalu Lintas Sudah Disiapkan

Saat orang Jawa hendak pulang ke kampung halaman, orang Betawi menyebut "mereka akan kembali ke udik".

Akhirnya, istilah ini mengalami penyederhanaan dari "udik" menjadi "mudik".

Sementara, menurut Yuanda Zara, istilah mudik mulai banyak digunakan di tahun 1980-an. Sebelum itu, masyarakat umumnya menggunakan istlah "pulang kampung", "bersilaturahmi dengan keluarga besar", "halal bi halal dengan keluarga di daerah", dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com