Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Sebut Hanya Ada Satu Matahari di Demokrat, Ini Maknanya

Kompas.com - 19/04/2022, 12:29 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menjelaskan maksud Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut hanya ada satu matahari di Demokrat.

Herzaky menyatakan, pernyataan itu disampaikan SBY untuk menegaskan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan satu-satunya yang memegang kendali di Demokrat, bukan dirinya.

"Bapak SBY merasa perlu kembali untuk mengingatkan kepada seluruh kader bahwa AHY-lah yang kini memegang kendali. Beliau sendiri sejak lama sudah memutuskan untuk tidak aktif lagi di day to day politics," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Megawati Dijuluki Ibu Penegak Konstitusi versi Museum Kepresidenan, SBY Bapak Perdamaian

Ia mengatakan, hal itu perlu ditegaskan karena di mata kader Demokrat, SBY merupakan figur sentral dalam perjuangan partai.

"Demokrat memang tidak bisa dilepaskan dari sosok SBY yang sukses memimpin Indonesia dan berhasil membawa Demokrat menjadi partai besar. Hanya saja, itu dulu. Kini, eranya telah berbeda," kata Herzaky.

Lebih lanjut, Herzaky menyebutkan, AHY memimpin langsung Demokrat membantu rakyat sejak pandemi, menyuarakan aspirasi dan harapan rakyat di parlemen dan ruang publik, serta mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat.

Selain itu, kata Herzaky, AHY juga memimpin langsung upaya Kepala Staf Presiden Moeldoko yang ingin merebut paksa kepemimpinan di Demokrat serta melakukan konsolidasi internal dengan pergantian pengurus di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

"Dan, kepemimpinan AHY selama dua tahun ini menurut Bapak SBY, sudah di jalur yang tepat. Rakyat semakin banyak yang kembali menaruh harapan kepada Partai Demokrat," ujar Herzaky.

Menurut dia, hal itu tercermin dari berbagai hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat melonjak dalam dua tahun terakhir.

Sebelumnya, SBY menegaskan bahwa hanya ada satu pemimpin Partai Demokrat. Presiden ke-6 RI itu menyebutkan, perjuangan politik Partai Demokrat hanya dipimpin oleh AHY.

"Saat ini dalam perjuangan politik Demokrat yang memimpin adalah ketum AHY. Ingat, hanya ada satu matahari dalam Partai Demokrat," ujar SBY dalam acara Malam Silaturahmi dan Kontemplasi di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/4/2022).

Baca juga: SBY: Ingat, Hanya Ada Satu Matahari dalam Partai Demokrat

SBY menilai, Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketua Umum AHY telah berada di jalur yang benar.

Ia pun mendukung seluruh langkah AHY maupun kader Demokrat yang telah dan akan dilakukan.

“Saya amati dan saya nilai apa yang dilakukan oleh para pemimpin dan kader sudah berada di arah dan jalur yang benar. Sudah on the right track. Oleh karena itu, lanjutkan,” ucap SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com