JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas menunjukkan, ada empat kunci utama yang muncul di benak publik ketika ditanya apa yang terlintas tentang guru bangsa.
Empat kriteria itu adalah sosok akademisi, negarawan, tidak memiliki ambisi politik, dan tokoh agamawan.
Keempat kata kunci itu mempresentasikan nilai-nilai ideal yang harus dimiliki seseorang ketika disebut sebagai guru bangsa.
Baca juga: Bulan Gus Dur, Merindu Sang Guru Bangsa
Kata kunci akademisi disebutkan 18,8 persen responden sebagai representasi bahwa guru bangsa dekat dengan dunia akademik, dunia intelektual, serta tidak lepas dari pemikiran rasional dan ilmiah.
Sementara, kata kunci negarawan yang disebutkan oleh 18,1 persen responden memberi sinyal bahwa sosok guru bangsa lebih mengedepankan kepentingan negara dibandingkan kepentingan lainnya.
Lalu, sebanyak 16,2 persen menyebut guru bangsa adalah seorang yang tidak berambisi politik, memperkuat dua poin sebelumnya.
Adapun kata kunci agamawan disebut 9,2 persen responden, menandakan bahwa sosok guru bangsa tidak pernah lepas dari nilai-nilai moralitas keagamaan.
Selain empat kata kunci di atas, bebera kata yang muncul di benak responden saat mendengar kata "Guru Bangsa" adalah bukan politisi/eltie partai/anggota partai politik (4,4 persen).
Kemudian, pahlawan (3,4 persen), sosok teladan dan panutan (3,4 persen), Gus Dur (1,2 persen), Presiden Republik Indonesia (0,2 persen), dan tidak tahu (25,3 persen).
Dikutip dari Kompas.id, munculnya nama Gus Dur dari jawaban responden tersebut menandakan bahwa nama Presiden ke-4 Republik Indonesia itu merupakan bagian dari konsepsi tersebut.
Ketika masuk dalam pertanyaan terkait nama tokoh, ada puluhan nama yang disebutkan. Namun, hanya empat nama yang menonjol yakni Presiden ke-1 RI Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Gus Dur, dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie.
Munculnya nama empat tokoh ini sesuai dengan empat kata kunci sebelumnya yang menjadi konsepsi publik tentang guru bangsa, yakni akademisi, negarawan, tidak berambisi politik, dan agamawan.
Sosok Soekarno misalnya, kuat sebagai seorang negarawan karena ia merupakan sosok pemimpin revolusi kemerdekaan yang mengantarkan kelahiran negara Republik Indonesia.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pengawasan Masyarakat terhadap Pemerintah Dinilai Melemah
Kemudian, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena jasanya di sektor pendidikan. Adapun Gus Dur dikenal sebagai tooh agama, intelektual, dan negarawan dengan perannya yang mengedepankan nilai-nilai pluralisme dan toleransi.
Sementara itu, BJ Habibie juga dikenal sebagai intelektual jenius dan negarawan yang mengantarkan Indonesia memasuki gerbang demokrasi di era kepemimpinannya yang singkat.
Jajak pendapat ini diselanggarakan pada tanggal 22-25 Maret 2022 dengan melakukan wawancara terhadap 504 orang responden berusia minimal 17 tahun yang berdomisili di perkotaan di 34 provinsi.
Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 4,37 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.