Menurut Garin, gosip memang ringan dan sering disepelekan. Gosip sering diartikan sebagai desas desus atau selentingan berita yang tersebar luas dan menjadi rahasia umum, tetapi masih diragukan kebenarannya.
Para pakar menyebut, kata Garin, gosip menjadi ruang katarsis terbesar sebuah bangsa dalam dua wajah terbesarnya.
Pertama, gosip menjadi gaya hidup survival pada negara tirani seperti era Soeharto, ketika data dan fakta tidak dapat diakses serta kebenaran hanya muncul dari penguasa.
Bisa dicatat, ucapan Garin ini mungkin mirip “kebenaran seolah-olah” dari ucapan penguasa yang berdasarkan “big data” yang serupa gosip pula.
Kedua, lanjut Garin, gosip menjadi gejala hidup pada negara yang terbuka, tetapi kehilangan panduan nilai-nilai informasi serta nilai-nilai panduan kepemimpinan, sehingga setiap individu warga menjadi sumber berita.
Gosip makin luas, mudah muncul di publik, karena kemajuan teknologi informasi di masa milineal yang disukai penguasa saat ini.
Menurut Garin, gosip bukanlah data dan fakta, tetapi gosip dalam gaya hidup abad hiburan tidak bisa lagi disepelekan.
Waspadai, gosip yang bisa muncul dari siapa pun, termasuk dari yang punya kuasa yang dengan mudah mengatasnamakan “rakyat” atau “data besar”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.