Akibatnya terjadi sejumlah dampak mulai dari krisis energi, krisis kontainer, krisis pangan, hingga inflasi dirasakan oleh banyak negara di dunia.
Oleh karenanya, Jokowi menilai, antisipasi yang bisa dilakukan Indonesia yakni memanfaatkan APBN, APBD, hingga anggaran BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Caranya, ya kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli untuk bangga pada buatan kita sendiri, bangga buatan Indonesia," tegas Jokowi.
Baca juga: Jokowi Minta Erick Thohir Copot Dirut BUMN yang Kebanyakan Impor
Namun, dia mengaku sedih setelah melihat neraca impor yang bisa dibilang masih sangat tinggi.
"Saya sedih. Belinya barang-barang impor semua, padahal kita memiliki pengadaan barang dan jasa anggaran modal pusat itu Rp 526 triliun, kemudian untuk daerah anggarannya Rp 535 triliun. Lebih gede daerah," jelas Jokowi.
Selain itu, anggaran modal bagi BUMN sebesar Rp 420 triliun.
Menurut Jokowi, rincian anggaran modal untuk pusat, daerah, maupun BUMN sangat besar.
"Kalau digunakan, kita enggak usah muluk-muluk, dibelokkan 40 persen saja, 40 persen saja itu bisa men-trigger growth ekonomi kita yang pemerintah dan pemda bisa 1,71 persen," jelasnya.
"Yang BUMN 1,5 sampai 1,7 persen. Ini kan 2 persen lebih, enggak usah cari ke mana-mana, tidak usah cari investor, kita diam saja tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik, industri, UKM kita. Kok tidak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini," tambah Kepala Negara.
Baca juga: Jokowi Geram Banyak Kementerian Impor Produk, Sebut Bodoh dan Larang Tepuk Tangan
Jokowi merasa jengkel karena anggaran kementerian dan pemda yang berasal dari APBN mayoritas dibelikan produk impor.
Dia menilai, uang yang berasal dari pajak rakyat itu lebih baik digunakan untuk memperbanyak konsumsi barang buatan dalam negeri.
"Uang-uang kita sendiri, APBN kita sendiri, uang rakyat, uang kita sendiri kok dibelikan barang impor itu gimana toh? Geregetan saya," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.