Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Gugurnya 3 Prajurit, Kasus Kebohongan Danki Gome Dibongkar Panglima TNI

Kompas.com - 22/03/2022, 08:45 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membeberkan kebohongan komandan kompi (danki) Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, di balik peristiwa penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menggugurkan tiga prajurit TNI pada 27 Januari 2022.

Kebohongan danki tersebut berkaitan dengan kronologi penyerangan KKB yang belakangan ditengarai adanya kejanggalan.

Andika mengatakan, kebohongan danki bermula dari pelaporan kepada komandan batalion mengenai penyerangan KKB yang terjadi ketika prajurit Pos Ramil Gome tengah menggelar patroli ke sejumlah titik.

Padahal, fakta di lapangan yang terjadi sebetulnya mereka melakukan aktivitas pengamanan proyek galian pasir.

Kegiatan pengamanan proyek galian pasir inilah yang kemudian membuat Andika geram lantaran disembunyikan ketika danki melaporkan kronologi penyerangan KKB kepada komandan batalion setempat.

“Kegiatan yang dilaporkan oleh komandan pos (danki) kepada komandan atasnya yaitu komandan batalion yang waktu itu vicon (video conference) dengan saya, nah itu bohong,” kata Andika kepada awak media Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Senin (21/3/2022).

“Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman pos itu, patroli, ke titik ini, ke titik A, ternyata yang dilakukan itu ke (kegiatan pengamanan) proyek galian pasir,” lanjut dia.

Andika menduga bahwa danki tersebut sengaja tak melaporkan kegiatan pengamanan proyek galian pasir ke komandan batalion setempat karena khawatir akan menimbulkan pertanyaan.

Sebab, aktivitas pengamanan proyek galian pasir tersebut tidak mengantongi izin dari atasan.

Baca juga: Panglima TNI: Danki Gome Papua Tutupi Aktivitas Pengamanan Proyek Galian Pasir

“Kalau dilaporkan sebenarnya pasti mungkin ada pertanyaan, itu apa di situ? Boleh enggak kamu di situ. Sehingga, itulah yang kemudian ditutupi, harapannya enggak ketahuan,” terang Andika.

Adapun kebohongan danki dalam melaporkan kronologi penyerangan KKB telah menyita perhatian Mabes TNI.

Bahkan, Andika beberapa waktu lalu memimpin langsung rapat bersama jajaran perwira tinggi di bidang hukum sebagaimana yang ditayangkan kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa.

Salah satu topik pembahasan yaitu mengenai kejanggalan kronologi penyerangan KKB terhadap prajurit TNI di Distrik Gome.

Di mana terdapat tiga korban jiwa dalam peristiwa penyerangan tersebut. Ketiganya yakni Serda Rizal, Pratu Tupas Baraza, dan Pratu Rahman.

Dalam tayangan tersebut, Andika mengatakan, ada motif uang dalam kegiatan pengamanan yang dilakukan prajurit Pos Ramil Gome.

“Karena kita di sini semuanya memikirkan dukungan, kemudian bagaimana melindungi anggota, di sana ternyata begini-begini saja rupanya, maksudnya pertimbangan pendek sekali,” katanya, dikutip dari kanal YouTube Jenderal Andika Perkasa, Minggu (20/3/2022).

“Hanya soal, ‘Oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ’, dikorbankan semuanya,” lanjut eks Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.

Tanpa pertimbangan taktis

Pengamanan yang dilakukan danki tersebut membuat Andika merasa heran.

Sebab, danki tersebut ternyata menggelar pasukan di tempat proyek galian pasir tanpa mempertimbangkan hal taktis.

Terlebih lagi, mereka menggelar pasukan di daerah yang notabene perlu mempertimbangkan aspek keamanan yang matang.

Baca juga: Panglima TNI Pastikan Aktivitas Pengamanan Proyek Galian Pasir di Gome Tak Kantongi Izin

“Ingat, ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang memang keamanannya juga agak lebih tidak biasa,” ungkap Andika.

Ia juga memastikan bahwa kegiatan pengamanan proyek galian pasir tersebut tak mengantongi izin dari atasan.

“Komandan pos (danki) ini menggelar di tempat galian pasir tadi itu enggak sama sekali enggak ada pertimbangan gimana supaya misalnya aman, satu itu salah karena enggak ada izin,” jelas Andika.

Masuk penyidikan

Andika mengatakan bahwa danki tersebut saat ini tengah diproses hukum. Bahkan, saat ini pemeriksaan sudah masuk tahap penyidikan.

“Jadi sekarang tahap penyidikan sudah berlangsung,” terang dia.

Baca juga: Kasus Kebohongan Danki Gome Papua soal Gugurnya 3 Prajurit TNI Masuk Penyidikan

Andika memastikan bahwa dirinya terus mengawal proses hukum terhadap danki tersebut.

Selain itu, Andika mengungkapkan, penyidikan kasus kebohongan tersebut membutuhkan ketelitian secara mendalam mengingat lokasi kejadian sendiri terbilang sulit diakses.

“Kita juga membutuhkan ketelitian selain memang tempatnya yang memang tidak bisa diakses setiap saat. Bukan hanya jauh, itu kan hanya pesawat (untuk bisa) ke sana ya,” jelas Andika.

Evaluasi total

Berkaca dari peristiwa tersebut, Andika pun telah mengevaluasi para prajurit yang bertugas di Papua setelah terbongkarnya kebohongan danki.

Andika mengatakan, evaluasi tersebut bahkan diberikan untuk para prajurit yang akan berangkat ke Papua.

“Jadi yang baru-baru berangkat kemarin sudah kami brief habis, bahkan kepada yang sedang beroperasi di sana pun kami sampaikan evaluasi itu,” katanya.

Baca juga: Kebohongan Danki Gome Terungkap, Panglima TNI Evaluasi Total Prajurit yang Bertugas di Papua

Karena itu, Andika pun menyoroti soal kejujuran prajurit.

Dia juga meminta para komandan di Papua agar tidak mengorbankan anak buah demi kantong pribadi.

“Jangan dong sampai terlalu ceroboh, pertimbangan uang untuk pribadi, tetapi kemudian yang jadi korban anak buah,” imbuh Andika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com