Mengaku salah
Dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Lutfi mengaku salah karena tidak memprediksi terjadinya invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga sejumlah komoditas, termasuk minyak goreng.
Ketika berbincang dengan Duta Besar Ukraina akhir Februari lalu, Lutfi mengaku sempat menanyakan potensi invasi Rusia ke Ukraina.
Kepada Lutfi, Duta Besar Ukraina menyebut bahwa kedua negara sudah kerap cekcok. Namun, nyatanya, invasi tersebut mengakibatkan kenaikan harga berbagai komoditas pangan dan energi. Harga batu bara hingga minyak pun melonjak tajam.
Baca juga: Babak Baru Kasus Binomo: Indra Kenz Diduga Lindungi Pemilik hingga Hilangkan Barang Bukti
"Jadi tidak terbayang sama saya itu terjadi. Itu saya akui sepenuh hati dan memang saya tidak melihat di kaca spion harga kenaikan ketika invasi Rusia itu menjadi luar biasa," ujar Lutfi.
Ia menjelaskan, invasi Rusia ke Ukraina berdampak terhadap harga minyak goreng karena dua negara Eropa Timur itu merupakan produsen minyak biji bunga matahari.
Krisis yang terjadi di sana membuat banyak negara memilih menggunakan minyak sawit untuk menggantikan minyak biji bunga matahari.
"Ini menyebabkan harga CPO (minyak sawit) loncat dari Rp 16.000 menjadi Rp 21.000, dan itu harga bebasnya kemudian kalau diproses tambah lagi Rp 3.000 premiumnya, menyebabkan perbedaannya hampir Rp 9.000, ini yang tidak bisa kita prediksi," kata Lutfi.
Baca juga: Analisis Medsos soal Penundaan Pemilu, Drone Emprit: Tidak Ada Pro-kontra, Semua Kontra
Di samping itu, kata Lutfi, situasi global meman menunjukkan adanya kenaikan harga beragam komoditas pangan dan energi.
Jagung, misalnya, pada Maret 2022 harganya naik 97 persen dibandingkan Maret 2020 atau masa awal pandemi Covid-19. Pada periode yang sama, harga sapi bakalan naik 67 persen.
Lalu, dibandingkan Maret 2020, harga gula pada Maret 2022 naik 47,6 persen, harga kedelai naik 92,08 persen, harga minyak naik lebih dari 100 dollar AS, dan batu bara naik lebih dari 430 dollar AS.
"Jadi yang kita hadapi ini adalah badai di mana seluruh kenaikan harga komoditas dunia ini menjadi permasalahan internasional yang juga menjadi permasalahan kita," ujar Lutfi.