JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira mengatakan, terjadi peningkatan kasus MIS-C (Multisystem inflammatory syndrome in children) pada anak pasca terinfeksi Covid-19.
Yogi mengatakan, kasus MIS-C ini terjadi dalam kurun waktu dua sampai enam minggu pasca anak sembuh dari Covid-19.
MIS-C adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada anak empat minggu setelah terinfeksi Covid-19. Gejala awalnya adalah demam, ruam, mata merah, diare, dan muntah.
"Sebagian anak pasca Covid-19 biasanya PCR-nya negatif, lalu terjadi 2-6 minggu kemudian itu bisa mengalami MIS-C atau Multisystem inflammatory syndrome in children" kata Yogi dalam diskusi secara virtual, Kamis (17/3/2022).
Baca juga: Menkes: Bapak Presiden Minta Persiapan Skenario Covid-19 Jadi Endemi
Yogi meminta para orang tua untuk tetap harus memantau kesehatan anak sampai 6 pekan pasca sembuh dari Covid-19.
Ia mengatakan, apabila anak terlihat tidak aktif, sulit bernapas, mata merah, ruam, leher bengkak, demam presisten selama tiga hari, tidak bisa makan dan minum, mata cekung dan saturasi oksigen kurang dari 95 persen, salah satunya adalah mengalami MIS-C.
"Mengecek saturasi anak pun penting, untuk menghindari happy hypoxia, jadi terjadi pada anak harus di bawa ke rumah sakit," ujarnya.
Baca juga: IDAI Dirikan Posko Darurat Gempa di Kajai Pasaman
Lebih lanjut, Yogi mengatakan, berdasarkan hasil studi di Amerika Serikat, MIS-C pada anak dapat dicegah dengan vaksin Covid-19 platform mRNA.
"Kabar baiknya MIS-C bisa dicegah dengan vaksin, vaksin platform mRNA pada anak usia 0-18 tahun yang sudah divaksin mRNA terjadi penurunan MIS-C 90 persen," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.