Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pebalap MotoGP Tak Pakai Masker Saat Bertemu Jokowi, Istana: Sudah PCR dan Vaksin Lengkap

Kompas.com - 16/03/2022, 15:21 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 20 pebalap MotoGP telah selesai melakukan kegiatan kunjungan ke Istana Merdeka dan parade dari Jalan Medan Merdeka Utara hingga kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Rabu (16/3/2022).

Namun, kehadiran para pebalap yang tidak menggunakan masker di Istana Merdeka saat bertemu Presiden Joko Widodo menjadi pertanyaan masyarakat dan warganet. Padahal, saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia dan belum resmi menjadi endemi.

Selasa kemarin, pihak Istana Kepresidenan telah menegaskan bahwa tetap akan menjalankan protokol kesehatan secara ketat meski kasus Covid-19 menurun. Hal ini terutama berlaku kepada siapa pun yang akan bertemu atau mendampingi Presiden Jokowi.

Baca juga: Begini Kesan Sejumlah Pebalap MotoGP Usai Bertemu Jokowi

Menanggapi para pebalap yang tidak menggunakan masker itu, Deputi Bidang Protokol, Pers dan Medis Sekretariat Presiden, Bey Machmuddin, menyatakan bahwa semua pebalap telah menjalani tes PCR dan hasilnya aman sebelum bertemu Presiden.

"Mereka sudah PCR, sudah vaksin lengkap. Kalau tidak divaksin malah tidak bisa masuk di kita sekarang ini. Semua insya allah aman. Jadi para pebalap sudah vaksin dan PCR," ujar Bey saat dihubungi, Rabu siang.

Saat menyambut para pebalap, Presiden Jokowi tampak bebebrapa kali melepas masker. Presiden antar lain melepas masker saat berfoto bersama para pebalap di atas motor miliknya dan saat mengayunkan bendera star ketika melepas konvoi para pebalap.

Terkait hal itu Bey mengemukakan, aktivitas melepas masker yang dilakukan Presiden hanya saat berfoto dan saat akan melepas konvoi.

"Kan saat foto saja. Lepas masker waktu foto di motor (atas motor Jokowi). Waktu jalan ke depan gerbang pakai masker," ujar dia.

"Setelah itu lalu melepas pebalap buka masker karena agar keliatan ekspresi saja ke pebalap-pebalap. Itu pun lokasinya terbuka, jaga jarak juga. Setelah itu pakai masker lagi," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, meski jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus menurun, tetapi kewaspadaan dan kehati-hatian tetap masih diperlukan untuk mengantisipasi dari meluasnya penularan. Karena itu, Sekretariat Presiden tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

“Setelah berkoordinasi dengan Sekretariat Militer, Pasukan Pengamanan Presiden, dan juga Tim Dokter Kepresidenan, kami masih tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan Istana,” ujar Heru dalam siaran persnya pada Selasa.

Selain itu, untuk tamu yang akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo diwajibkan untuk melakukan swab PCR sehari sebelumnya atau masih dalam rentan waktu 24 jam dari hasil tes PCR terakhir.

Ketentuan ini, kata Heru, tidak hanya diterapkan untuk tamu-tamu Presiden yang akan bertemu di Istana saja, tapi juga saat Presiden melakukan kunjungan kerja.

“Untuk itu kami mohon pengertian para pejabat di daerah, baik gubernur, bupati, wali kota dan para tokoh masyarakat yang akan menyambut atau mendampingi Presiden saat berada di daerah agar melakukan swab PCR terlebih dahulu,” kata Heru.

Hal ini juga telah diingatkan Biro Protokol Sekretariat Presiden kepada protokol pemda, dan pihak-pihak yang akan bertemu dengan Presiden.

Oleh karena itu, Heru meminta maaf jika pihaknya menolak pejabat dan tokoh masyarakat yang hanya menunjukkan hasil swab antigen.

“Kami memohon maaf jika ada pejabat maupun tokoh masyarakat di daerah yang terpaksa kami tolak untuk mendampingi Bapak Presiden karena hanya menunjukkan hasil swab antigen,” tambah Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com