Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Omicron Siluman Bisa Sebabkan Ledakan Baru Kasus Covid, Jaga Jarak Tak Boleh Diabaikan

Kompas.com - 11/03/2022, 06:30 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut subvarian BA.2 Omicron bisa menyebabkan ledakan baru kasus Covid-19. Untuk itu, ia mengingatkan pelonggaran berbagai aturan seharusnya tidak dilakukan secara bersamaan.

"BA.2 ini berpotensi menyebabkan adanya ledakan baru. Saya tidak menakut-nakuti, saya bicara apa adanya," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/3/2022).

Bukan tanpa dasar Dicky menyimpulkan subvarian BA.2 yang dikenal dengan sebutan Omicron Siluman bisa menyebabkan Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus Corona. Sebab berdasarkan penelitian terbaru, Omicron Siluman punya daya infeksi yang lebih tinggi.

"BA.2 serius sekali ancamannya karena dari hasil laporan, salah satunya seperti (riset) dari Tokyo, kita melihat bahwa BA.2 ini 4x lebih dari Delta. Dan yang paling menjadi catatan atau perhatian juga adalah, dia memiliki potensi 10x lebih besar dari BA.1,' sebut Dicky.

Baca juga: Indonesia Belum Aman Longgarkan Jaga Jarak dan Copot Masker, Ini Alasannya

Untuk itu ia meminta masyarakat tidak menganggap enteng Omicron yang masuk dalam varian of concern (VoC) WHO. Dicky meminta jangan lagi ada anggapan Omicron tidak berbahaya.

"BA.2 terbukti semakin menguat, ini menjadi suatu ancaman yang sangat serius. Dia lebih cepat menular, menginfeksi, dan juga lebih mematikan daripada BA.1," tuturnya.

"Ketika dia menginfeksi, virusnya banyak. Jadi kalau kita longgar masker, tidak jaga jarak, tidak batasi kapasitas, ventilasi sirkulasi tidak diperbaiki, ya kita dalam posisi berbahaya dan angka kasus serta kematian bisa tinggi. Itu yang terjadi sekarang di banyak negara seperti di Hong Kong," tambah Dicky.

Ia pun mengkritisi kebijakan pemerintah yang melakukan pelonggaran kebijakan secara bersamaan. Mulai dari pembebasan tes untuk perjalanan domestik, pemangkasan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri, hingga tidak lagi ada jarak di kursi penumpang KRL.

"Temuan (ancaman Omicron Siluman) ini semakin harus kita seriusi di tengah fenomena baik pemerintah maupun masyarakat begitu menggebu melakukan pelonggaran, begitu menganggap bahwa saat ini (pandemi) sudah mau selesai," ucapnya.

Baca juga: Kamar Mayat di Hong Kong Penuh Saat Kematian Covid-19 Melonjak

Dicky mengingatkan, salah perkiraan dalam menentukan kebijakan bisa berakibat fatal. Jika tak bersabar, menurutnya, Indonesia justru akan semakin lama keluar dari fase krisis Covid-19.

"Bisa lebih jauh ke arah selesai dari masa kritis ketika kita terlalu cepat melakukan banyak pelonggaran. Serentak tanpa ada perhitungan yang matang, tanpa ada kehati-hatian," tegas Dicky.

Ia tak menampik memang betul saat ini kasus varian Omicron sudah melewati masa puncak lonjakan. Meski begitu, kata Dicky, bukan berarti pelonggaran aturan lantas dilakukan secara bersamaan mengingat sifat Omicron Siluman yang cukup bahaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com