Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Pakar Sebut Omicron Siluman Bisa Sebabkan Ledakan Baru Kasus Covid, Jaga Jarak Tak Boleh Diabaikan

"BA.2 ini berpotensi menyebabkan adanya ledakan baru. Saya tidak menakut-nakuti, saya bicara apa adanya," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/3/2022).

Bukan tanpa dasar Dicky menyimpulkan subvarian BA.2 yang dikenal dengan sebutan Omicron Siluman bisa menyebabkan Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus Corona. Sebab berdasarkan penelitian terbaru, Omicron Siluman punya daya infeksi yang lebih tinggi.

"BA.2 serius sekali ancamannya karena dari hasil laporan, salah satunya seperti (riset) dari Tokyo, kita melihat bahwa BA.2 ini 4x lebih dari Delta. Dan yang paling menjadi catatan atau perhatian juga adalah, dia memiliki potensi 10x lebih besar dari BA.1,' sebut Dicky.

Untuk itu ia meminta masyarakat tidak menganggap enteng Omicron yang masuk dalam varian of concern (VoC) WHO. Dicky meminta jangan lagi ada anggapan Omicron tidak berbahaya.

"BA.2 terbukti semakin menguat, ini menjadi suatu ancaman yang sangat serius. Dia lebih cepat menular, menginfeksi, dan juga lebih mematikan daripada BA.1," tuturnya.

"Ketika dia menginfeksi, virusnya banyak. Jadi kalau kita longgar masker, tidak jaga jarak, tidak batasi kapasitas, ventilasi sirkulasi tidak diperbaiki, ya kita dalam posisi berbahaya dan angka kasus serta kematian bisa tinggi. Itu yang terjadi sekarang di banyak negara seperti di Hong Kong," tambah Dicky.

Ia pun mengkritisi kebijakan pemerintah yang melakukan pelonggaran kebijakan secara bersamaan. Mulai dari pembebasan tes untuk perjalanan domestik, pemangkasan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri, hingga tidak lagi ada jarak di kursi penumpang KRL.

"Temuan (ancaman Omicron Siluman) ini semakin harus kita seriusi di tengah fenomena baik pemerintah maupun masyarakat begitu menggebu melakukan pelonggaran, begitu menganggap bahwa saat ini (pandemi) sudah mau selesai," ucapnya.

Dicky mengingatkan, salah perkiraan dalam menentukan kebijakan bisa berakibat fatal. Jika tak bersabar, menurutnya, Indonesia justru akan semakin lama keluar dari fase krisis Covid-19.

"Bisa lebih jauh ke arah selesai dari masa kritis ketika kita terlalu cepat melakukan banyak pelonggaran. Serentak tanpa ada perhitungan yang matang, tanpa ada kehati-hatian," tegas Dicky.

Ia tak menampik memang betul saat ini kasus varian Omicron sudah melewati masa puncak lonjakan. Meski begitu, kata Dicky, bukan berarti pelonggaran aturan lantas dilakukan secara bersamaan mengingat sifat Omicron Siluman yang cukup bahaya.


"Memang betul ada sisi kabar baik, tapi kabar buruknya juga ada. PR nya juga banyak. Kita jangan euofira. Kalau memang ada pelonggaran, misalnya (penghapusan) tes, yang lainnya dijaga dulu. Nggak bisa serentak kaya gini," papar dia.

"Modal imunitas kita kan belum memadai ya. Yang sudah (cakupan vaksinasi) 90% aja masih diketatkan jaga jarak dan kedisiplinannya," imbuh Dicky.

Oleh karenanya, ia mengimbau agar konsistensi dalam melakukan disiplin protokol kesehatan masih harus dilakukan. Menurut Dicky, penerapan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas) masih mutlak harus dilakukan.

"Karena ketika kita memberi peluang VoC apapun untuk bersirkulasi, kita memberi peluang terjadinya varian baru. Dan memberi peluang virus ini akhirnya mencapai kelompok yang rawan sehingga tingkat keparahan seperti pasien masuk ICU dan kematian tinggi, akan meningkat," urainya.

Dicky pun meminta agar pemerintah lebih waspada dalam menerapkan kebijakan. Peluang dihapuskannya kewajiban memakai masker dan penerapan jaga jarak dinilai belum bisa dilakukan untuk saat ini.

Ia justru menyarankan agar penggunaan masker dan pengetatan jaga jarak dilakukan, bukannya malah dikurangi.

"Kalau ini tidak dilakukan dalam keseharian kita di tengah situasi yang juga masih serius ini, kita akan memberi peluang pada subvarian BA.2 Omicron ini untuk jadi masalah di Indonesia, dan mereka sudah ada. Situasinya masih berbahaya, belum seaman itu," tutup Dicky.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/11/06300031/pakar-sebut-omicron-siluman-bisa-sebabkan-ledakan-baru-kasus-covid-jaga

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Polisi Buka Pintu Penjara Ayah Peluk Anak | Komnas HAM Minta Amnesty untuk Budi Pego

[POPULER NASIONAL] Polisi Buka Pintu Penjara Ayah Peluk Anak | Komnas HAM Minta Amnesty untuk Budi Pego

Nasional
Survei Indikator Politik: Elektabilitas Anies Menurun, Prabowo Rebound

Survei Indikator Politik: Elektabilitas Anies Menurun, Prabowo Rebound

Nasional
Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ganjar-Anies-Prabowo Bak Pacuan Kuda

Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ganjar-Anies-Prabowo Bak Pacuan Kuda

Nasional
Survei Indikator Politik: PDI-P di Atas, PPP dan PAN Kesalip Perindo

Survei Indikator Politik: PDI-P di Atas, PPP dan PAN Kesalip Perindo

Nasional
Komnas HAM Buka Peluang Usut Ulang Tragedi Kanjuruhan, Cari Unsur Pelanggaran HAM Berat

Komnas HAM Buka Peluang Usut Ulang Tragedi Kanjuruhan, Cari Unsur Pelanggaran HAM Berat

Nasional
KPP Terbuka untuk Parpol Lain, Demokrat: Jangan Dibalik, Mau Bergabung Malah Beri Syarat

KPP Terbuka untuk Parpol Lain, Demokrat: Jangan Dibalik, Mau Bergabung Malah Beri Syarat

Nasional
Anggota TGIPF: Sudah Waktunya Jokowi Tuntaskan Penanganan Tragedi Kanjuruhan

Anggota TGIPF: Sudah Waktunya Jokowi Tuntaskan Penanganan Tragedi Kanjuruhan

Nasional
Caleg hingga Capres-Cawapres yang Pakai Dokumen Palsu Bakal Dibui

Caleg hingga Capres-Cawapres yang Pakai Dokumen Palsu Bakal Dibui

Nasional
Airlangga Hadir di Bukber Nasdem, Opsi Jadi Cawapres Anies Terbuka?

Airlangga Hadir di Bukber Nasdem, Opsi Jadi Cawapres Anies Terbuka?

Nasional
Kehadiran Airlangga di Bukber Nasdem Dinilai Belum Cukup Kuat Beri Sinyal Merapatnya KIB Ke KPP

Kehadiran Airlangga di Bukber Nasdem Dinilai Belum Cukup Kuat Beri Sinyal Merapatnya KIB Ke KPP

Nasional
Bripka Handoko Buka Pintu Penjara supaya Anak Bisa Peluk Ayahnya, Kompolnas: Sosok Polisi yang Diharapkan Masyarakat

Bripka Handoko Buka Pintu Penjara supaya Anak Bisa Peluk Ayahnya, Kompolnas: Sosok Polisi yang Diharapkan Masyarakat

Nasional
Survei Indikator Politik: Ridwan Kamil Cawapres Teratas, Disusul Sandiaga Uno, AHY, dan Erick Thohir

Survei Indikator Politik: Ridwan Kamil Cawapres Teratas, Disusul Sandiaga Uno, AHY, dan Erick Thohir

Nasional
Simulasi 'Head to Head', Ganjar Menang atas Prabowo dan Anies

Simulasi "Head to Head", Ganjar Menang atas Prabowo dan Anies

Nasional
Cawapres Anies Disebut Layak dari NU, Pengamat: Untuk Tingkatkan Elektabilitas Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Cawapres Anies Disebut Layak dari NU, Pengamat: Untuk Tingkatkan Elektabilitas Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Nasional
Budi Gunawan Dinilai 'Dukung' Prabowo, BIN Diingatkan soal Netralitas

Budi Gunawan Dinilai "Dukung" Prabowo, BIN Diingatkan soal Netralitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke