Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Khawatir dengan Omicron Siluman? Ini Penjelasan Pakar

Kompas.com - 04/03/2022, 17:30 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

Gejala Omicron tetap menunjukkan gejala yang ringan. Namun, bukan berarti virus ini tidak berbahaya. Virus ini sangat berbahaya dan sangat menular. Nyatanya, varian Omicron terbaru ini mampu membuat lonjakan kasus Omicron di berbagai negara terus meningkat.

Dilansir dari NPR, Omicron siluman memang membuat data seolah terjadi perlambatan kenaikan kasus. Namun, para ahli di Amerika Serikat menduga justru varian ini akan meningkatkan kebutuhan orang terhadap respirator dan angka kematian akan kembali meningkat.

Dicky juga menyebut penurunan angka kasus setelah masa puncak lonjakan biasanya akan dibarengi dengan peningkatan kasus kematian. Sebab kasus kematian masuk dalam kategori indikator telat.

"Namanya indikator telat, dia kejadiannya belakangan, bahkan 3-4 minggu sejak kasus (lonjakan) infeksinya. Karena orang sekarang terinfeksi, itu kan yang terdeteksi paling bagus 20 persen. Sisanya itu nggak terdeteksi," papar Dicky.

Baca juga: Daftar Lengkap Daerah PPKM Level 1 sampai 4 Se-Indonesia mulai 1 Maret 2022

Dari orang-orang yang tidak terdeteksi ini menimbulkan 2 skenario penambahan kasus kematian akibat Covid-19.

Skenario pertama adalah bagi pasien berisiko tinggi, umumnya paling cepat dalam 2 minggu sejak terinfeksi baru terlihat kondisi yang cukup membahayakan.

"Umumnya setelah dirawat 1 mingguan baru kematian terjadi. Atau skenario kedua terjadi dari orang yang tidak terdeteksi ini terus menularkan, sampai dia menularkan kelompok rawan atau yang berisiko. Akhirnya dia akan meninggal juga setelah sakit 1-2 minggu itu," terang dia.

"Itu kenapa saat kasus menurun, kita masih akan melihat tren meningkat kasus kematian," lanjut Dicky.

Percepatan vaksinasi dan deteksi dini

Infeksi Omicron Siluman bisa menyerang siapa saja, bahkan orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Namun, data menunjukkan bahwa orang yang sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap hanya mengalami gejala ringan saja, dibandingkan orang yang belum atau baru satu kali vaksin.

Untuk itu, Dicky menyarankan agar vaksinasi terus digenjot sebagai upaya meminimalisir bahaya ancaman Omicron Siluman. Bukan hanya booster, tapi vaksinasi primer dosis I dan dosis II.

"Kembali ke vaksinasi, dua dosis, tiga dosis, ini yang harus dikejar. Bahkan menurut saya harus kejarnya ke populasi umum mendapat 3 dosis di setidaknya 50% pada saat sebelum Lebaran," ucap Dicky.

Baca juga: Vaksinasi Booster Kini Diberikan 3 Bulan Setelah Vaksinasi Dosis Kedua

"Saya mendapat banyak laporan kematian pada kelompok komorbid, yang usianya belum lansia. Ini harus menjadi peringatan dan kewaspadaan. Solusinya percepatan booster, yang saat ini harus dikejar betul, terutama untuk lansia dan komorbid. Kemudian paralel untuk umum," katanya.

Menurut dia, manajemen vaksinasi harus lebih diefektifkan, meskipun pelaksanaan oleh Pemerintah saat ini sudah terbilang cukup baik. Namun berbagai kendala yang masih ditemukan, kata Dicky, harus dihindari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com