Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Segudang Jabatan, Mengapa Elektabilitas Puan Rendah?

Kompas.com - 24/02/2022, 18:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) yang digelar Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani berada di bawah 1 persen.

Survei yang digelar pada 17-30 Januari 2022 itu mencatat, elektabilitas politikus PDI Perjuangan itu hanya 0,6 persen, apabila pemilu diselenggarakan pada saat survei dilakukan.

Bahkan, elektabilitas Puan jauh di bawah sejumlah kader PDI Perjuangan lain yang namanya turut masuk dalam survei.

Sebut saja, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas 20,5 persen, eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mencapai 2,9 persen dan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang mencapai 2,6 persen.

Rendahnya elektabilitas Puan pun memunculkan banyak pertanyaan. Sebab, Puan memiliki segudang atribusi.

Baca juga: 4 Kader PDI-P Masuk Bursa Pilpres Litbang Kompas, Ganjar Unggul Jauh dari Puan

Selain sebagai Ketua DPR, Puan juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Ketua DPP PDI Perjuangan.

Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Puan memiliki beban yang lebih berat dibandingkan tokoh lain yang masuk ke dalam bursa capres, yakni persepsi publik yang melihat Puan sebagai keturunan Presiden pertama RI, Soekarno.

Diketahui, Puan adalah cucu Soekarno. Ibunya, Megawati Soekarnoputri adalah putri dari Sang Proklamator, yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan serta Presiden kelima RI.

Melihat garis keturunannya, Yunarto mengibaratkan Puan sebagai keturunan 'darah biru' Soekarno. Namun, stigma tersebut justru menjadi beban bagi Puan, alih-alih mengantongi dukungan apik dalam survei.

"Artinya, beban dari para darah biru untuk kemudian bertarung itu menjadi lebih besar dibandingkan dengan sosok-sosok lain yang berasal dari masyarakat biasa," kata Yunarto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Ketika Elektabilitas Puan Maharani Tergilas Rekan Separtai...

Ia menambahkan, Pemilu 2024 akan menjadi tantangan besar bagi Puan. Sebab, mayoritas pemilih adalah kelompok pemilih muda yang terdiri dari para generasi milenial. 

Stigma 'darah biru', menurut Yunarto, justru kurang menjadi daya tarik bagi para pemilih muda untuk menjadikan Puan sebagai preferensi untuk dipilih.

Ia menilai, para pemilih muda justru lebih tertarik dengan sosok yang berasal dari masyarakat biasa dan memiliki segudang pengalaman dan gebrakan ketika memimpin di instansi publik.

"Kecenderungan karakter dari pemilih muda ini kan lebih memberikan apresiasi kepada pemimpin yang berasal dari bawah. Lalu pemimpin yang memang memiliki aspek meritokratis. Katakanlah (pemimpin) menjadi bagian dari masyarakat juga," tutur dia.

"Dan itu terbukti yang menyebabkan Jokowi menang di Pilgub, Pilpres. Salah satunya karena aspek tersebut," tambah Yunarto.

Baca juga: Puan yang Dimanja Masuk Neraka Politik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com