JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melantik mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada Senin (21/2/2022).
Sumber Kompas.com dari lingkungan Istana Kepresidenan membenarkan adanya pelantikan tersebut. Adapun pelantikan dijadwalkan berlangsung pukul 10.30 WIB.
Dengan penunjukan itu, Andi akan menggantikan Gubernur Lemhannas sebelumnya, Agus Widjojo, yang kini menjadi duta besar Indonesia di Filipina.
Kompas.com sudah mengontak Andi untuk mengonfirmasi hal tersebut.
"Terima kasih," balas Andi singkat atas ucapan selamat untuk jabatan barunya tersebut.
Baca juga: Profil Andi Widjajanto yang Bakal Dilantik Jokowi Jadi Gubernur Lemhanas
Dihubungi terpisah, Plt Gubernur Lemhannas Marsekal Madya Wieko Syofyan, juga membenarkan bahwa akan ada pelantikan Gubernur Lemhannas baru pada Senin besok.
Pihak Lemhannas sudah mendapatkan undangan untuk menghadiri agenda pelantikan tersebut.
"Benar besok akan ada pelantikan Gubernur Lemhannas yang baru, Lemhannas sudah dapat undangan kehadirannya," kata Syofyan ketika dikonfirmasi Kompas.com pada Minggu.
Profil Andi Widjajanto
Dilansir dari pemberitaan surabaya.tribunnews.com, Andi tercatat pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet dalam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mulai 3 November 2014 hingga 12 Agustus 2015.
Sebelumnya, ia aktif sebagai Deputi Tim Transisi menjelang terbentuknya Kabinet Kerja.
Andi merupakan putra dari Mayjen TNI (Purn) Theo Syafei, mantan Pangdam IX/ Udayana yang juga merupakan politikus senior PDI-P.
Andi Widjajanto memiliki latar belakang pendidikan yang luas, mulai dari FISIP jurusan HI di Universitas Indonesia lulus 1996, kemudian juga mendapat gelar sarjana dari School of Oriental dan African Studies University of London.
Baca juga: Andi Widjajanto Jabat Penasihat KSP
Mendapatkan Master of Sciences dari London School of Economics, sekaligus juga dapat gelar Master of Sciences dari Industrial College of Armed Forces, Washington DC, Amerika Serikat, pada tahun 2003.
Ia adalah dosen tetap pada FISIP di Universitas Indonesia.
Andi memiliki hubungan sangat dekat dengan PDI-P, sedekat hubungan ayahnya Theo Syafei dengan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Selain itu, Andi pernah tercatat sebagai Koordinator di Gerakan Non Blok Study Center dan juga aktif sebagai peneliti di jurusan HI – FISIP UI. Andi juga tercatat sebagai Dewan Editor pada jurnal politik internasional Global.
Andi juga memiliki pengaruh kuat di lingkungan internal partai pengusung pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Baca juga: Andi Widjajanto: Jokowi Lebih Paham TNI daripada Prabowo
Marcus Mietzner, peneliti tentang Indonesia dari Australian National University (ANU) menyebut Andi Widjajanto sebagai salah satu figur dan pemikir penting (di hadapan Megawati) pada pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Banyak konsep kampanye hingga debat capres Jokowi yang merupakan pemikiran orisinil Andi Widjajanto.
Pernah juga bekerja sebagai Managing Director di PACIVIS, Center for Global Civil Society Studies Universitas Indonesia hingga jabatan Direktur Eksekutif pada PACIVIS dan Direktur Ekonomi Pertahanan di Institut Pertahanan dan Studi Keamanan - UI.
Andi juga memiliki beberapa keterlibatan komunitas epistemik, misalnya pada 2000 Andi adalah anggota Delegasi Indonesia dalam "ASEAN plus Three Forum Pemimpin Muda" untuk menyajikan sebuah makalah akademis "The Positif Perdamaian untuk Asia Timur".
Pada 2001 ia menjadi anggota Delegasi Indonesia dalam "1st Majelis Rakyat ASEAN" untuk menciptakan jaringan antar-organisasi masyarakat sipil ASEAN.
Baca juga: Andi Widjajanto: Saya Ingin Liburan Dulu
Pada 2001 juga menjadi anggota Delegasi Indonesia dalam "4th ASEAN University Jaringan Forum" untuk menyajikan sebuah makalah akademis "Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN".
Pada tahun 2002 ia menjadi anggota dari Task Force, yang diselenggarakan oleh Science Institute (LIPI) Indonesia, di bawah kerjasama dengan Military College of Indonesia (Sesko TNI) untuk meninjau Doktrin Militer Indonesia.
Andi juga menjadi anggota Task Force yang diselenggarakan oleh Studi Pemerintah Daerah (LOGOS), di bawah kerjasama dengan Angkatan Bersenjata Teritorial Kepala Staf (Kaster TNI) untuk memodifikasi Komando Teritorial di Indonesia selama tahun 2001-2002.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.