Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Hasil Survei, Pengamat Sebut Puan Tak Jadi Pilihan Utama Pemilih PDI-P

Kompas.com - 18/02/2022, 19:36 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan, Ketua DPR Puan Maharani memiliki pekerjaan rumah (PR) yang besar untuk meningkatkan elektabilitas agar dapat dipilih oleh masyarakat, jika benar hendak maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pasalnya, Arya menilai bahwa elektabilitas Puan masih rendah, bahkan dari radar para pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang merupakan partai yang diketuai oleh ibunya sendiri, Megawati Soekarnoputri.

"Meskipun di basis-basis dukungan PDI Perjuangan, misalnya di Jawa Tengah entah secara nasional, pilihan preferensi pemilih PDI-P itu sekarang belum ke Mbak Puan. Ini pekerjaan rumah besar yang perlu dicarikan solusinya oleh beliau," kata Arya dalam acara diskusi Bedah Komunikasi Politik Puan Maharani, Jumat (18/2/2022).

Baca juga: Puan Maharani Tebar Banyak Baliho hingga Bagi Sembako, Mengapa Elektabilitasnya Masih Rendah?

Arya membawa bukti atas ucapannya itu. Ia pun memaparkan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pada Desember 2021 di mana jumlah pemilih Puan dari PDI-P hanya 10 persen.

Sebaliknya, suara-suara pemilih PDI-P untuk calon lainnya di luar PDI-P justru lebih besar. Dia mencontohkan Ketua Umum Partai Gerindra yang memiliki suara 19 persen dari pemilih PDI-P.

"Yang memilih Puan Maharani hanya 10 persen dari total pemilih PDI-P. Bahkan untuk Anies Baswedan lebih tinggi dibandingkan Puan. Lari ke Prabowo juga lebih besar 19 persen. Lari ke Pak Ganjar lebih besar lagi, 46 persen," jelasnya.

Berkaca hasil survei tersebut, Arya menilai bahwa Puan belum berhasil mendapatkan dukungan dari pemilih PDI-P, bahkan ketika dirinya justru merupakan elite utama dan trah Ketua Umum PDI-P.

Baca juga: Jalan Terjal Ganjar Raih Tiket Capres dari PDI-P, Disindir Puan hingga Dianggap Sok Pintar

Ia menambahkan, hasil survei itu juga menunjukkan bahwa masyarakat atau responden belum menjadikan Ketua DPP PDI-P tersebut sebagai pilihan utama capres 2024.

"Itulah menurut saya, penting diselesaikan. Beliau sebagai pejabat legislatif harus menjelaskan bagaimana kinerjanya, pencapaiannya apa, inovasi kebijakannya apa. Personalitasnya bagaimana yang kuat apa, atau isunya nanti apa. Kalau tidak, saya kira akan susah," imbuh Arya.

Menyambung Arya, catatan Kompas.com dalam survei SMRC terkini, Puan bahkan tak masuk dalam top of mind responden Jawa Barat terkait Pilpres 2024.

Namun, ketika simulasi semi terbuka 29 nama, terdapat jumlah responden yang memilih Puan Maharani yaitu 0,1 persen. Kemudian, pada simulasi tertutup 10 nama, Puan Maharani mendapat 0,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com